Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Kuliner Indonesia Sulit Mendunia? Ini Kata Kepala Bekraf

Kompas.com - 28/09/2019, 07:44 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengungkapkan produk industri kreatif Indonesia bisa bersaing di tingkat internasional. Salah satunya sektor kuliner.

Namun memang masih terdapat kendala yang membuat kuliner Nusantara susah mendunia seperti negara lain.

"Yang sudah ada di sana makanan bagus, tempat bagus, disuruh scale up tidak mau, maunya begitu saja sudah. Jadi tantangannya bukan hanya mau enggak mau tapi tidak ada sampai sekarang yang punya ambisi besarkan kulinernya di luar negeri," kata Triawan dalam sebuah acara di Jakarta, Jumat (27/9/2019).

Baca juga: Ekspor Perikanan Indonesia Kalah dengan Vietnam, Ini Masalahnya

Triawan menilai, banyak pengusaha yang hanya puas dengan pencapaian yang telah diraih dan enggan membesarkan usahanya, alias tidak mau go international. Inilah salah satu faktor pangkal kenapa kuliner-kuliner di Tanah Air sukar mendunia.

Oleh sebab itu, tidak heran bila kuliner Indonesia masih kalah bersaing dibandingkan dengan Thailand yang sudah banyak membuka gerai di seluruh dunia.

"Kita tidak bisa seperti Thailand membawa makanan keluar, karena memang tidak ada pelakunya. Susah banget dan makanya sampai sekarang kita terus eksplore buka restoran di luar negeri," terangnya.

Dia menyebutkan, sejauh ini salah satu yang menjadi andalan Indonesia ialah kopi. Komoditas ini tidak lagi diekspor dalam bentuk bahan baku tetapi sudah dalam bentuk olahan produksi. Sehingga punya nilai ekonomis yang lebih tinggi.

Baca juga: Di Eropa, Produk UKM Indonesia Di-repackaged oleh Vietnam dan Thailand

Triawan pun berharap ke depannya akan lebih banyak produk Indonesia yang bisa merambah ke mancanegara.

"Kita tidak bisa mengikuti model Korea, Singapura, Jepang, kita luas banget. Kita tidak hanya harus turun ke hilir, packaging dan lain lain, tapi ke hulu juga. Gimana misalnya untuk kualitas biji kopinya sudah baik," sebut dia.

Melihat realitas itu, Triawan mengatakan pemerintah lewat Bekraf  berkomitmen mendukung para pelaku industri kreatif di Indonesia agar bisa terus berkembang.

Salah satu bentuknya ialah berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia lewat berbagai agenda, supaya bisa berdaya saing dan berkontribusi pada negara.

"Bekraf secara aktif menyelenggarakan berbagai program pengembangan kompetensi SDM di berbagai subsektor ekonomi kreatif yang tersebar di seluruh Indonesia. Peningkatan kualitas SDM ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industri di era 4.0," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com