Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Arus Modal Asing Makin Deras Masuk ke Indonesia

Kompas.com - 28/09/2019, 10:28 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Melambatnya pertumbuhan ekonomi global rupanya ada dampak baiknya, utamanya bagi negara-negara berkembang di Asia, tidak terkecuali Indonesia.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko mengatakan, perlambatan ekonomi mendorong bank sentral di negara-negara besar seperti bank sentral Eropa, China, dan Amerika Serikat melonggarkan kebijakan moneter.

Hal ini membuat aliran modal asing lebih deras ke negara emerging market.

“Diperkirakan dengan pertumbuhan turun, perdagangan susut, ditambah likuiditas meningkat, aliran modal diperkirakan akan masuk ke emerging market termasuk Indonesia,” kata Onny Widjarnako di Badung, Bali, Jumat (27/9/2019).

Baca juga: Modal Asing untuk Unicorn Masuk ke RI atau Tidak? Ini Kata BKPM

Adapun pelonggaran kebijakan moneter itu ditandai dengan penurunan suku bunga yang dilakukan Bank Sentral AS, The Fed, sebanyak 25 bps menjadi 1,75 persen.

Bank Sentral India (RBI) dan Bank Sentral Filipina juga menurunkan suku bunga masing-masing menjadi 5,4 persen dan 4,25 persen.

Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) menempuh langkah penurunan suku bunga simpanan menjadi -0,5 persen ditambah mengaktifkan quantitative easing. 

Onny mengatakan, nantinya dana tersebut akan masuk ke dalam portofolio investasi seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan saham serta portofolio investasi swasta lainnya.

Baca juga: Menakar Untung Rugi Modal Asing di Unicorn RI

Namun, sifat dana asing tersebut akan mengikuti kondisi ekonomi negara berkembang setempat

tergantung pada daya tarik imbal hasil (yield) masing-masing negara dan indeks kepastian berinvestasi di negara tersebut.

"Tapi sifatnya volatile dan tergantung pada yield masing-masing negara berkembang,” tutur Onny.

Untuk memastikan modal asing masuk ke Indonesia, Onny menyebut bank sentral terus berupaya menjaga agar imbal hasil investasi tetap menarik di RI sehingga aliran modal asing yang masuk tahun depan bakal lebih besar ketimbang tahun ini.

Berdasarkan catatan BI, aliran modal asing yang masuk ke Indonesia periode Juli-Agustus 2019 telah mencapai 3,5 miliar dollar AS. Cadangan devisa juga masih terjaga di angka 126,4 miliar dollar AS pada Agustus.

Baca juga: Modal Asing yang Masuk ke RI hingga Juni 2019 Capai Rp 180 Triliun

Terlebih, neraca pembayaran Indonesia masih ditopang oleh transaksi modal dan finansial dalam bentuk portofolio investasi dan penanaman modal asing yang masih surplus.

“Artinya kita masih menarik bagi pemodal asing untuk masuk,” ungkap Onny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com