JAKARTA, KOMPAS.com – Hingga memasuki kuartal ketiga tahun ini, geliat perekonomian belum memperlihatkan tanda-tanda penguatan yang berarti, kinerja ekspor dan investasi masih menghadapi persoalan sebagai dampak dari perang dagang antara Amerika dan Cina yang masih berlanjut.
Satu-satunya yang masih memberi kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi domestik bersumber dari konsumsi masyarakat.
Dalam jangka pendek tantangan terhadap sektor konsumer terutama akan bersumber dari risiko lemahnya serapan tenaga kerja untuk sepenuh waktu dan persaingan yang masih akan ketat untuk kategori produk yang pertumbuhannya cukup pesat.
Baca juga: Dana Pensiun Kanada Beli 45 Persen Saham Tol Cipali
Demi mempertahankan kinerja positif, perusahaan diperkirakan akan melakukan inovasi produk atau melakukan repackaging atau penyesuaian terhadap ukuran/volume atas barang tertentu.
"Dengan melihat kondisi perekonomian terkini dan kedepannya, Bahana memberi rekomendasi beli atas saham PT Unilever Indonesia dengan target harga Rp 52.200 per lembar saham karena memiliki produk yang lebih beragam mulai untuk masyarakat segmen atas hingga bawah," ujar Analis Bahana Sekuritas Giovanni Dustin dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (30/9/2019).
Sebagai informasi, perusahaan berkode saham UNVR ini dalam lima tahun terakhir mampu membukukan kinerja yang positif dengan margin yang stabil di kisaran 23 persen setiap tahunnya.
Baca juga: Beli Saham Perusahaan Saat IPO, Apa Untungnya?
UNVR juga salah satu perusahaan yang dinilai cukup disiplin dalam menjaga kesehatan keuangannya.
‘’Untuk beberapa jenis product, Unilever menjadi market leader dan memiliki brand global, untuk segmen personal care yang persaingannya cukup ketat dalam 5 tahun terakhir ini, Unilever semakin aktif mengeluarkan produk-produk baru sehingga mampu bersaing demi menjaga market share,’’ papar Giovanni.
Rekomendasi beli juga diberikan kepada PT Mayora Indah, dengan target harga Rp 2.900 per lembar saham karena perusahaan ini sudah cukup memiliki nama yang kuat untuk beberapa segmen tertentu. Demikian juga halnya untuk segmen makanan khususnya biskuit yang persaingannya cukup ketat, perusahaan berkode saham MYOR ini, memiliki prospek yang stabil.
Dengan kondisi Indonesia yang terkini ketika permintaan akan kopi dan produk-produk yang terkait dengan kopi sedang naik daun, akan berdampak positif pada penjualan baik untuk domestik maupun ekspor.
"Mayora memiliki brand equity yang kuat untuk makanan ringan seperti biscuit, permen, dan coklat, yang produknya banyak dicari semua kalangan masyarakat," terang Giovanni.
Baca juga: Melantai di Bursa, Saham Startup Ini Menguat 50 Persen
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.