Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diliputi Sentimen Eksternal, IHSG Pekan Ini Diramal Menguat

Kompas.com - 30/09/2019, 15:09 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bakal menguat. Ini terjadi di tengah serangkaian sentimen eksternal maupun dari dalam negeri yang memengaruhi pasar saham.

"Selama sepekan IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan resistance di level 6.282 sampai 6.318 dan support di level 6.165 sampai 6.986," kata Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee dalam laporan analisisnya, Senin (30/9/2019).

Hans menyebut, dalam sepekan ini ada sejumlah sentimen yang kemungkinan bakal memengaruhi pergerakan pasar saham. Dari sisi eksternal, salah satunya adalah sentimen perang dagang AS dan China.

Tensi perang dagang sempat mereda setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan  kesepakatan perdagangan AS dan China yang sudah berlangsung 15 bulan bisa terjadi lebih cepat dari harapan.

Selain itu, AS secara sementara membebaskan lebih dari 400 item produk China yang terpukul oleh tarif impor senilai 250 miliar dollar AS selama tahun ini.

Baca juga: Bursa Tak Menampik Demonstrasi Pengaruhi Kinerja IHSG

Isu perang dagang naik turun dan mempengaruhi pasar dimana sebelumnya Persiden AS Donald Trump di depan Majelis Umum PBB menuding China 'menyalahgunakan' sistem perdagangan internasional.

"Pasar saham global khususnya Amerika sangat terpengaruh oleh isu perang dagang," ujar Hans.

Selain itu, sentimen lainnya adalah penyelidikan pemakzulan atau impeachment oleh partai Demokrat terhadap presiden Trump. Hal ini menyusul pernyataan Ketua Kongres Nancy Pelosi Pelosi mengumumkan pihaknya akan meluncurkan penyelidikan resmi terhadap pemakzulan Trump.

Rencana impeachment ini dikhawatirkan bisa menutup peluang Trump terpilih lagi pada 2020. Trump mungkin akan berhati-hati dalam negosiasi perang dagang dan bersikap lebih keras dalam negosiasi perang dagang dengan China sehingga meningkatkan kemungkinan resesi global pada tahun depan.

Baca juga: Ekonomi Masih Loyo, Saham Sektor Apa yang Bisa Jadi Pilihan?

Dari zona Eropa, perhatian masih tertuju pada Brexit dan suhu politik di Inggris. Tantangan PM Inggris Boris Johnson kepada kubu oposisi Partai Buruh, untuk menggulingkannya melalui mosi tidak percaya dan memicu pemilu dini.

Panasnya suhu politik Inggris menjelang keputusan Brexit dikawatirkan menghasilkan keputusan yang tidak optimal. Bila Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan yang baik berpeluang memicu resesi di zona Eropa.

Data ekonomi kawasan Eropa pun tak terlalu menggembirakan pada Agustus 2019 yang juga dapat memengaruhi pergerakan pasar saham. Ini antara lain data manufaktur dan optimisme pelaku bisnis Jerman dan Eropa yang tergolong jelek.

"Kekhawatiran resesi zona Euro punya pengaruh kepada perdagangan pasar saham," terang Hans.

Baca juga: Investor Cemas, Hari Ini Performa IHSG Terburuk di Asia

Dari dalam negeri, meredanya aksi demonstrasi di dalam negeri menjadi sentimen yang positif. Akan tetapi, ancaman aksi susulan masih menjadi perhatian pasar.

"Biarpun tidak berpengaruh signifikan terhadap pasar, tetapi demo yang diikuti aksi tidak terpuji menimbulkan keluarnya dana asing dari pasar saham dan beralih ke SBN," ungkap Hans.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com