JAKARTA, KOMPAS.com - Maskapai Sriwijaya Air disebut mempunyai utang hingga Rp 800 miliar kepada Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia.
GMF merupakan perusahaan penyedia layanan perawatan pesawat yang merupakan anak usaha dari Garuda Indonesia.
Direktur Operasi Sriwijaya Air Fadjar Semiarto mengatakan, karena tak mampu membayar utang tersebut GMF sejak 25 September tak mau lagi memberikan jasa perawatan kepada armada Sriwijaya.
“Out standing tunggakannya besar walaupun sudah dicicil. Jumlahnya hampir Rp 800 miliar," ujar Fadjar di Jakarta, Senin (30/9/2019).
Baca juga: Kemenhub: Setengah Armada Sriwijaya Tak Laik Terbang
Fadjar menambahkan, karena sudah tak dilayani GMF, armada milik Sriwijaya Air dirawat oleh para engineering-nya sendiri. Namun, ketersediaan sparepartnya terbatas.
Tak hanya itu, engineering Sriwijaya Air pun terbatas. Fadjar menyebut jumlahnya hanya 50 orang.
Akibat keterbatasan itu, kondisi perusahaan berada di level Hazard, Identification dan Risk Assessment (HIRA) 4A.
Baca juga: Tak Laik Terbang, 18 Pesawat Sriwijaya Air di “Grounded”