Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasang Surut Hubungan Garuda Indonesia dengan Sriwijaya Air

Kompas.com - 02/10/2019, 09:33 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hubungan Garuda Indonesia Group dengan Sriwijaya Air Group sempat memanas. Padahal, di akhir 2018 kedua perusahaan tersebut memutuskan untuk menjalin kerja sama.

Kerja sama itu dilakukan untuk membantu Sriwijaya melunasi utang ke beberapa perusahaan BUMN, di antaranya ke anak perusahaan Garuda PT GMF AeroAsia, PT Pertamina (Persero), dan PT Angkasa Pura I dan II.

Namun, di tengah jalan Sriwijaya Air diduga melakukan wanprestasi. Karena hal tersebut Garuda Indonesia melalui anak perusahaannya PT Citilink Indonesia melayangkan gugatan ke Sriwijaya Air Group di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Baca juga: Rujuk, Pesawat Sriwijaya Air Kini Bisa Dirawat di Bengkel Garuda

Permasalahan itu bermula saat dewan komisaris Sriwijaya Air melakukan perombakan direksi. Tak tanggung-tanggung, dewan komisaris Sriwijaya “mendepak” orang-orang Garuda Indonesia dari jajaran direksi maskapai tersebut.

Josep Adrian Saul dicopot dari jabatan Direktur Utama Sriwijaya Air. Lalu, Harkandri M Dahler selaku Direktur Human Capital and Service Sriwijaya Air dan Joseph K Tendean selaku Direktur Komersial Sriwijaya Air juga ikut dicopot.

 

Ketiga orang yang dicopot itu merupakan pejabat di maskapai Garuda Indonesia yang ditugaskan untuk mengelola Sriwijaya Air.

Josep Adrian merupakan mantan General Manager Garuda Indonesia Denpasar, lalu Harkandri M Dahler sebelumnya menjabat Direktur Personalia Garuda Maintenance Facility, sedangkan  Joseph K Tendean pernah menjabat sebagai Senior Manager Ancillary Garuda Indonesia.

Baca juga: Ini Alasan Garuda dan Sriwijaya Air Kembali Rujuk

Sontak, langkah dewan komisaris Sriwijaya tersebut membuat petinggi Garuda Indonesia Group meradang. Seusai melakukan "bersih-bersih" orang Garuda, para kreditor Sriwijaya berbondong-bondong menagih utang.

Pertama, PT Pertamina (persero) mendesak Sriwijaya Air Group segera melunasi utangnya sebesar Rp 791,44 miliar. Lalu, PT Gapura Angkasa menagih utang ke Sriwijaya Air sebesar Rp 43,5 milar.

Tak hanya memiliki utang di kedua perusahaan tersebut, rupanya Sriwijaya juga memiliki tunggakan ke beberapa BUMN di antaranya PT GMF AeroAsia Tbk senilai Rp 810 miliar dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp 585 miliar.

Selain itu, Sriwijaya Air juga memiliki utang suku cadang senilai 15 juta dollar AS, lalu kepada PT Angkasa Pura II senilai Rp 80 miliar, serta PT Angkasa Pura I sebesar Rp 50 miliar.

Karena utangnya tak kunjung dilunasi, beberapa perusahaan mengancam akan menghentikan layanan untuk Sriwijaya Air Group. Imbasnya, maskapai yang didirikan keluarga Chandra Lie itu terancam tak bisa lagi mengudara di langit Indonesia.

Di tengah situasi yang memanas itu, tiba-tiba tersiar kabar bahwa kedua perusahaan itu akan kembali rujuk.

Hal ini terjadi setelah menyepakati komitmen bersama untuk terus melanjutkan kerja sama manajemen (KSM) dengan pemegang saham Sriwijaya Air Group.

Adapun kesepakatan keberlanjutan KSM tersebut sejalan dengan pertemuan antara Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Air Group yang difasilitasi oleh Menteri BUMN Rini Soemarno beberapa waktu lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com