Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dedy Dahlan
Passion Coach

Passion coach yang juga penulis best seller dari buku Broken, Lakukan Dengan Hati, Ini Cara Gue, dan Passion!–Ubah Hobi Jadi Duit. Gaya penulisan dan gaya panggungnya jenaka, nyeleneh, blakblakan, kreatif, dengan materi praktikal. Biasa dipanggil Coach D, ia adalah anggota dan coach tersertifikasi dari ICF (International Coach Federation), yang memusatkan diri pada pengembangan passion dan profesi.
Instagram dan Twitter @dedydahlan
YouTube Dedy Dahlan

Transformasi Digital Bukanlah tentang Teknologi

Kompas.com - 02/10/2019, 14:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Yang tadinya pasrah menunggu taksi selama setengah jam, sekarang ogah menunggu ojol lebih dari 5 menit.

Yang tadinya jadi pengikut berita media massa, sekarang jadi pengikut anak muda pake ikat kepala yang hobi teriak “ahsiyaaaap”.

Perubahan kultur, kebiasaan, dan tuntutan pasar.

Kalau Anda ingin menyesuaikan diri atau organisasi Anda dengan suatu usaha transformasi digital, maka justru LUPAKAN fokus berlebihan pada teknologi.

Smartphone dan social media bukan elemen yang bikin restoran dan kafe mengubah strategi bisnis gara- gara kerugian akibat meningkatnya waktu tunggu konsumen per meja. Tetapi kebiasaan baru untuk selalu selfie dan posting sebelum makanlah yang memunculkan tantangan waktu tunggu itu.

Jadi perhatikan KULTUR yang muncul sebagai efek teknologi ini, dan teknologi baru yang bakal dipicunya!

Baca juga: Teknologi Hanya Wahana, Apa Tujuan Sesungguhnya Habibie?

Beradaptasi dengan revolusi kultur

Karena itu, untuk bisa melakukan transformasi digital dengan sukses dan beradaptasi dengan revolusi kultur yang terjadi, ada beberapa hal yang justru perlu Anda perhatikan.

1. Distribusi Perintah dan Kepemimpinan

Top down command dan mandat dari atas ke bawah tidak lagi bisa diterima dalam semua situasi, dan tidak lagi seefektif dulu.

Saat semua orang kini punya opini, punya kuasa, dan punya platform untuk berekspresi, semua ingin lebih berpartisipasi aktif, dan tidak lagi ingin menjadi robot. Dan dengan kecepatan pasar dan konsumen yang semakin cepat, menunggu top down command seringkali jadi terlalu lama.

Distribusikan dan delegasikan leadership lebih baik dan lebih luas untuk tim Anda.

2. Alternatif Strategi dan KPI

Tidak semua strategi yang dari dulu berhasil masih bisa digunakan saat ini. Apa usaha yang Anda pakai masih menggunakan strategi zaman mesin fax? Apakah KPI masih memakai sesuatu tolak ukur yang nggak lagi valid? Perhatikan semua ini, dan selalu terbuka terhadap alternatif baru.

3. Ekspektasi dan Experience

Bahkan tanpa perlu bicara soal teknologi, Anda tahu ekspektasi orang lain ataupun pasar telah berubah drastis. Lebih cepat, lebih murah, lebih nyaman. Orang mencari pengalaman yang bisa dibagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com