Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] KPK dan Investasi | Pesawat BJ Habibie

Kompas.com - 03/10/2019, 05:43 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Benarkah KPK Hambat Investasi?

Keberadaan KPK di Indonesia disebut-sebut menghambat investasi. Rupanya, data berkata lain. KPK, yang telah berdiri sekitar 17 tahun justru positif bagi dunia usaha dan investasi.

Hal tersebut ditunjukkan oleh Indeks Kemudahan Berbisnis (IKB) yang dikeluarkan Bank Dunia dan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yang dirilis Transparency International.

Dalam IPK 2018, Indonesia naik ke posisi 89 dari 180 negara. IKB Indonesia juga mengalami kenaikan siginifikan dalam 4 tahun terakhir.

Kedua indeks di atas menunjukkan korupsi dinilai menjadi salah satu faktor yang menghambat minat investasi, lantaran menyebabkan ekonomi tinggi.

Bagaimana sebenarnya pokok persoalnnya? Baca di sini

2. BRI dan BCA Turun, Ini Bunga Deposito di Bank-bank Besar

Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menurunkan lagi suku bunga 25 basis poin di bulan lalu. Penurunan bunga itu diikuti bank dengan memangkas bunga deposito.

Dari empat bank terbesar yakni, Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BNI dan Bank BRI, dua bank di antaranya BCA dan BRI sudah mulai menggunting bunga deposito.

Merujuk data Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) per 1 Oktober 2019, dari empat bank besar itu, Bank BRI masih memasang bunga paling tinggi untuk deposito tenor 1 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.

Untuk deposito tenor 1 bulan, BRI menawarkan bunga 5,75 persen , turun dari sebelumnya 5,58 persen. Pada deposito tenor 1 bulan, penawaran bunga Bank Mandiri paling rendah yakni 4,26 persen.

Simak selengkapnya di sini

3. Pemerintah Cari Investor Kembangkan Proyek Pesawat BJ Habibie

Pemerintah berencana mengembangkan industri aviasi nasional. Salah satunya, dengan meneruskan pengembangan pesawat R80 yang digagas oleh Presiden RI ke-3 BJ Habibie.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pengembangan pesawat R80 masuk dalam tiga program industri pemerintah.

“Ada program pesawat terbang, ada yang akan dikembangkan oleh Kemenperin, ada yang dikembangkan oleh almarhum Pak Habibie," ujar Darmin di Jakarta, Rabu (2/10/2019).

Darmin menjelaskan, dalam mengembangkan proyek tersebut pemerintah mengajak pihak swasta terlibat dalam mendanai proyek tersebut. Proyek tersebut direncanakan mulai digarap pada 2023.

Baca selengkapya di sini

4. Pasang Surut Hubungan Garuda Indonesia dengan Sriwijaya Air

Hubungan Garuda Indonesia Group dengan Sriwijaya Air Group sempat memanas. Padahal, di akhir 2018 kedua perusahaan tersebut memutuskan untuk menjalin kerja sama.

Kerja sama itu dilakukan untuk membantu Sriwijaya melunasi utang ke beberapa perusahaan BUMN, di antaranya ke anak perusahaan Garuda PT GMF AeroAsia, PT Pertamina (Persero), dan PT Angkasa Pura I dan II. Namun, di tengah jalan Sriwijaya Air diduga melakukan wanprestasi.

Karena hal tersebut Garuda Indonesia melalui anak perusahaannya PT Citilink Indonesia melayangkan gugatan ke Sriwijaya Air Group di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Permasalahan itu bermula saat dewan komisaris Sriwijaya Air melakukan perombakan direksi. Tak tanggung-tanggung, dewan komisaris Sriwijaya “mendepak” orang-orang Garuda Indonesia dari jajaran direksi maskapai tersebut.

Simak selengkapnya di sini

5. Ternyata, UKM Lebih Suka Jualan di Medsos Ketimbang E-commerce

Di era digital seperti saat ini, rupanya ada yang unik dalam perilaku Usaha Kecil dan Menengah ( UKM) dalam memilih platform jualan online.

Berdasarkan survei terbaru perusahaan rintisan logistik Paxel tahun 2019, UKM di Indonesia yang berjualan online rupanya lebih banyak mengandalkan media sosial seperti Whatsapp dan Instagram ketimbang e-commerce atau marketplace.

COO Paxel Zaldy Ilham Masita mengatakan, hasil survei yang diikuti oleh lebih dari 535 penjual online ini merupakan pandangan baru dan perubahan perilaku dalam bisnis di era digital, yang belum pernah disurvei oleh pemerintah RI.

"Ada perubahan behavior dari UKM-UKM kita. Data Bank Indonesia menyebut ada kenaikan bisnis online 150 persen, tapi hanya e-commerce. Tapi yang di medsos belum pernah disurvei. Makanya hasil survei ini adalah suatu fenomena baru," kata Zaldy Ilham Masita di Jakarta, Rabu (2/10/2019).

Mengapa begitu ya? Baca selengkapnya di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com