Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 BUMN Sinergi Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Kompas.com - 03/10/2019, 18:31 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Len Industri (Persero), dan PT Pertamina (Persero) bekerja sama mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Sinergi tiga perusahaan pelat merah tersebut berbentuk investasi untuk penyelenggaraan bisnis pembangunan PLTS.

Head of Agreement (HOA) pun telah ditandatangani di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (3/10/2019).

“Ketiga perusahaan akan melakukan pembentukan suatu usaha patungan untuk melakukan pengelolaan proyek PLTS di lingkungan perusahaan BUMN dan lainnya," kata Direktur Utama PT Len Industri Zakky Gamal Yasin di Jakarta, Kamis.

Baca juga: PLN Kerja Sama dengan Pihak Swasta Bangun PLTS di Perbatasan Indonesia - Timor Leste

Zakky menuturkan, kerja sama tersebut juga mendukung program Pemerintah mencapai target Bauran Energi tahun 2025 sebesar 6,5 GWp (Gigawatt peak).

Terlebih, kebijakan Energi Nasional pada Perpres Nomor 79 tahun 2014 menyatakan target bauran EBT sebesar 23 persen (49,2 GW) pada tahun 2025 dan energi surya memberikan kontribusi sebesar 6,5 GW.

"Sementara di lingkungan kita sendiri, seandainya semua BUMN memanfaatkan PLTS potensinya bisa di kisaran 1,4 GWp. Pemanfaatannya bisa diterapkan di jalan tol, bandara, SPBU, stasiun kereta, pertambangan, pabrik, kantor, perkebunan, pelabuhan, serta gudang-gudang," ucap dia.

Menurut data Kementerian ESDM, energi surya adalah sumber energi melimpah di RI dengan potensi energi matahari hingga 207,8 Gigawatt. Sementara, menurut data Institute for Essential Service Reform (IESR) potensinya mencapai 560 Gigawatt.

Baca juga: Dukung Energi Baru Terbarukan, Siemens Bangun Sistem Monitor di PLTS

Sedangkan, pemanfaatan energi surya secara nasional melalui PLTS baru sebesar 94,42 MWp sampai dengan tahun 2018.

"Itu artinya pemanfaatan energi surya di Indonesia baru sebesar 0,044 persen atau 0,017 persen dari potensi yang dimiliki, kita bahkan masih tertinggal di kawasan Asia Tenggara," jelas Zakky.

"Sementara China, menempati peringkat pertama negara terbesar yang memiliki kapasitas mencapai 45 GW, disusul Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat," imbuhnya.

Oleh karena itu, kata Zakky, perlu adanya sebuah strategi untuk mempercepat pembangunan dan pemanfaatan PLTS di RI, salah satunya dengan bersinergi.

"Sinergi BUMN menjadi kunci merealisasikan komitmen tersebut sehingga dapat memberikan banyak manfaat. BUMN akan menjadi role model bagi implementasi green energy di Indonesia dan membantu pemerintah mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com