Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLB E-commerce Diyakini Bisa Kendalikan Maraknya Produk Impor

Kompas.com - 09/10/2019, 18:43 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk dapat mengendalikan maraknya peredaran produk-produk impor yang membanjiri Indonesia, pemerintah mendorong pengusaha impor dan ekspor untuk memanfaatkan Pusat Logistik Berikat (PLB) e-commerce.

Menteri Perdagangan Engggartiasto Lukita mengatakan, selama ini produk yang dijual oleh pengusaha yang bergerak di bidang perdagangan online (daring) adalah produk-produk asing.

“Untuk dapat mengendalikan peredaran produk-produk tersebut yang kebanyakan adalah produk impor, kami mendorong supaya produk yang sudah ber-SNI wajib agar memenuhi ketentuan tersebut, termasuk juga dilakukan kontrol terhadap aspek kesehatan dan pengendalian produk yang ada di bawah Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM),” jelas Enggar dalam keterangannya, Rabu (9/10/2019).

Enggar menyebut pihaknya ingin mendorong agar para pengusaha, khususnya perusahaan yang berskala kecil dan menengah, dan mereka yang sistem perdagangannya dilakukan secara online, dapat memanfaatkan platform PLB e-commerce.

Baca juga: Sri Mulyani Singgung PLB E-commerce, Pengusaha Sebut Tak akan Laku

Kehadiran PLB e-commerce di Indonesia diharapkan bisa dimanfaatkan oleh para eksportir dan importir, sehingga nantinya pemerintah juga akan mengadakan audit untuk bisa tahu soal kapasitas industri pelaku usaha.

Untuk itu, Kementerian Perdagangan akan bekerja sama dengan sejumlah kementerian terkait, termasuk Bea dan Cukai, agar volume impor sesuai yang dibutuhkan.

Dengan demikian, volume impornya akan dikontrol, untuk menghindari terjadinya manipulasi data impor, dan juga kode HS (Harmonized System-HS).

“PLB e-commerce juga akan lebih banyak dioptimalkan untuk usaha kecil mikro dan menengah, melalui pemanfaatan gudang berikat, termasuk pengurusan prosedur ekspor dan impornya secara e-commerce,” jelasnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Uniair Indotama Cargo (UIC) Lisa Juliawati mengatakan, ada alternatif yang ditawarkan kepada para eksportir dan importir UKM, terutama dalam pemanfaatan bahan baku, ekspor dan impor melalui kawasan berikat, yang semuanya dilakukan dengan platform e-commerce secara lebih mudah.

Baca juga: Pusat Logistik Berikat Dikembangkan untuk Dukung E-Commerce dan Hub Logistik

“Saya ingin IKM dan UKM Indonesia bisa lebih maju dan menjadi pemain kelas dunia, seperti yang dilakukan Jack Ma lewat Alibaba.com. Dengan mengandalkan pengalaman kami yang yang sejak sekitar 30 tahun ini bergerak sebagai perusahaan one stop logistic services sejak awal bulan Agustus yang lalu, kami sudah mulai soft launching PLB e-commerce di Indonesia,” katanya.

Hal senada juga diamini oleh Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai DKI Jakarta Decy Arifinsjah Dia mengatakan, PLB e-commerce bisa membantu pengusaha Indonesia untuk go to the world.

“Barang-barang para IKM/IKM akan lebih banyak dikenal di pasar internasional. Karena itu kami mengharapkan branding dari e-commerce ini menjadi lebih luas lagi,” katanya.

Peran PLB e-commerce sebagai mitra pemerintah, adalah juga industri yang berbasis kepada teknologi. Dengan reputasi perusahaan yang sangat mapan, semua informasi yang keluar maupun yang masuk ke PLB e-commerce juga transparan.

“Sehingga dari sisi penerimaan bea cukai dapat dihitung dengan benar, informasinya traceable, sehingga secara finansial juga dapat diperhitungkan,” ungkap dia. (Tendi)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Kendalikan maraknya produk impor, pemerintah dorong pemanfaatan PLB e-commerce

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com