Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Berpeluang Menguat Esok Hari, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 10/10/2019, 20:13 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurs rupiah kembali menguat tipis di tengah pelemahan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) terhadap mayoritas mata uang utama dunia.

Pernyataan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang mengatakan pihaknya tidak menutup kemungkinkan untuk memotong suku bunga acuan AS, sedikit meredam kekhawatiran pelaku pasar di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kurs tengah rupiah menguat tipis 0,18 persen ke level Rp 14.157 per dollar AS pada Kamis (10/10/2019). Sementara mengutip data Bloomberg, kurs spot rupiah sedikit menguat 0,16 persen ke level Rp 14.150 per dollar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menyatakan, penguatan kurs rupiah disebabkan oleh faktor eksternal dan internal yang saling mendukung.

Di sisi eksternal, Ibrahim menilai berita mengenai perang dagang antara AS dan China memiliki perbedaan dan sering bertentangan dari masing-masing media tiap negara.

Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Melemah Terbatas

Akibatnya, pelaku pasar dan investor perlu mencerna berbagai laporan tersebut dengan menyimpulkan AS dan China kemungkinan akan membuat kesepakatan dalam pertemuan di pekan depan.

Namun, yang menjadi harapan bagi pasar adalah pidato Powell yang mengatakan The Fed akan mulai memperluas neracanya. The Fed juga tidak mengesampingkan kemungkinan pemotongan kembali suku bunga tahun 2019.

"Analis memperkirakan The Fed memiliki sinyal kuat untuk menurunkan suku bunga acuannya lebih cepat, saat pertemuan 29-30 Oktober mendatang," kata Ibrahim, Kamis.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga mengisyaratkan meminta perpanjangan batas waktu negosiasi Brexit hingga 31 Oktober mendatang.

Menurut Ibrahim, jika Inggris tidak mendapatkan kesepakatan di KTT minggu depan, pelaku pasar akan enggan untuk menentukan harga dalam skenario terburuk.

Sementara itu, dari domestik ada sentimen mengenai pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yang masih optimistis bahwa dana repartriasi sebesar Rp 147 triliun tidak akan lari keluar negeri.

Baca juga: Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp 14.162 Per Dollar AS

Apalagi pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah dan BI menjadikan pelaku pasar kembali optimis bahwa isu dana repatriasi akan keluar negeri hanyalah isu semata.

Keyakinan pemerintah tersebut berdampak pada arus modal asing yang kembali masuk ke pasar dalam negeri. Sehingga strategi yang dilakukan pemerintah ataupun BI membuahkan hasil yang memuaskan. Terbukti dari mata uang garuda yang berada di zona positif.

Berdasarkan sentimen-sentimen tersebut, Ibrahim memproyeksi rupiah di perdagangan Jumat (11/10/2019) masih akan menguat karena faktor eksternal yang masih mendukung pasar. Dia memproyeksi rupiah menguat di rentang harga Rp 14.110-Rp 14.176 per dollar AS. (Yasmine Maghfira)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Dolar AS kembali melemah, rupiah berpeluang menguat pada perdagangan esok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com