Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diwarnai Beragam Sentimen, Bagaimana Pergerakan IHSG Esok?

Kompas.com - 13/10/2019, 07:04 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pekan depan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak menguat dengan batas bawah di kisaran 6.033 sampai 5.988 dan batas atas di 6 154 sampai 6.230.

Hal tersebut beriringan dengan kondisi pasar yang masih akan diwarnai oleh berita perang dagang. Pasar keuangan dunia masih tetap perlu berhati-hati akibat seringnya terjadi kegagalan negosiasi dagang kedua negara ekonomi raksasa dunia, Amerika Serikat dan China.

Biarpun optimisme negosiasi cukup tinggi diakhir pekan ini, tetapi perbedaan kedua negara masih sangat banyak dan besar. Presiden Amerika Serikat Donald Trump diyakini akan berupaya mencari solusi untuk menghindarkan AS dari resesi ekonomi apalagi Amerika menjelang pemilu.

Selain itu, pasar juga akan diwarnai harapan penuruan suku bunga oleh The Fed.

"Harapan pasar naik dari 53% menjadi 85% di bulan ini," ujar Direktur PT Anugerah Investama Hans Kwee seperti dalam keterangannya kepada Kompas.com, Minggu (13/10/2019).

Baca juga: Upaya Sri Mulyani Gairahkan Pelaku Pasar di Tengah Merosotnya IHSG...

Rilis angka inflasi konsumen AS September yang tidak banyak berubah memberikan harapan terjadi pemotongan suku bunga. Presiden Tramp juga memberikan tekanan pada pejabat Fed untuk menurunkan suku bunga.

Hal ini diharapakan mampu mendorong perekonomian AS dan menaikan popularitas pemerintah.

Selain itu, minggu depan even laporan keuangan akan mempengaruhui pasar. Laba korporasi mungkin mengalai perlambatan akibat kondisi ekonomi yang menurun.

Sebelumnya, awal pekan ini market sempat optimis mengharapkan penurunan suku bunga the Fed menyusul jeleknya data-data perekonomian AS. Pasar juga menanti pertemuan AS dan China di akhir pekan.

Pasar dunia pada perdagangan Senin (7/10/2019) jatuh menyusul kabar Beijing yang dikabarkan engan menyetujui kesepakatan dagang dengan Presiden Trump.

"Hal ini memupus kekawatiran akan ada solusi damai yang cepat dari kedua negara," jelas Hans Kwee.

Adapun di hari berikutnya pasar berhasil rebound, tetapi Rabu (9/10/2019) pasar kembali pasar di warnai kekawatiran pertemuan perang dagang tanpa solusi.

Hal ini menyusul 28 perusahaan China masuk daftar hitam pemerintah AS. Beberapa pejabat China, visanya dicekal AS akibat dianggap melakukan pelangaran HAM terhadap Mulim Uighur.

Bloomberg pun melaporkan, Trump mendiskusikan bakal membatasi aliran modal ke perusahaan China terutama yang berasal dari dana pensiun.

Baca juga: Diliputi Sentimen Eksternal, IHSG Pekan Ini Diramal Menguat

Sentimen lain adalah tweet General Manager Houston Rockets terkait dukungan gerakan pro demokrasi di Hongkong.

Hal ini menimbulkan reaksi dimana media pemerintah China dan Tencent menangguhkan siaran pertandingan pramusim NBA di China, sementara situs belanja Alibaba menghapus merchandise Houston Rockets dalam daftar perdagangan di China.

Selain itu, ada juga prospek kesepakatan Brexit yang tampak suram juga memberikan tekanan pada pasar keuangan dunia. Reuters memberitakan Kanselir Jerman Angela Merkel melalui telepon mengatakan kepada PM Inggris Boris Johnson bahwa proposal kesepakatan yang diajukan London, "sangat tidak mungkin."

"Kamis pasar kembali di warnai sentiment positif terkait kesepakatan perang dagang AS China. Dikabarakan Cina terbuka untuk resolusi tarif terbatas dengan AS. China juga telah menawarkan untuk meningkatkan pembelian produk pertanian sebesar 50 persen dari petani AS," ujar Hans Kwee.

Di hari Jumat (11/10/2019) pasar diwarnai sentiment positif harapan lahirnya kesepakatan damai perang dagang antara AS dan China. Hal ini menyusul tweet Presiden Trump yang menyatakan akan bertemu dengan Wakil PM China Liu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com