Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ini Rencana Aksi Kementan untuk Tambah LTT Padi di Sumatera Utara

Kompas.com - 13/10/2019, 08:00 WIB
Anissa DW,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Guna menambah Luas Tambah Tanam (LTT) padi di Sumatera Utara (Sumut), Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sawro Edhy mengatakan pihaknya memiliki beberapa rencana aksi.

Upaya pertama, yakni percepatan pengolahan lahan setelah panen. Kemudian optimalisasi pemanfaatan alat mesin pertanian yang terdapat di kelompok tani maupun Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) atau Brigade.

Kedua, melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan seluruh pihak di tingkat lapangan, yaitu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), TNI, dan petani.

"Aksi berikutnya adalah mempercepatan pengadaan dan penyaluran benih padi bantuan, baik melalui APBD dan APBN dan melakukan optimalisasi pemanfaatan bantuan Gerakan Percepatan Olah Tanah (GPOT),” terangnya.

Baca juga: Kementan Dukung Toli-Toli sebagai Lumbung Pangan di Sulteng

Selain itu, penanggungjawab Upaya Khusus (Upsus) Provinsi Sumut ini menjelaskan, Kementan juga mempercepat waktu tanam padi selama Oktober-Desember 2019 di lahan-lahan yang bisa ditanami padi gogo, seperti di tegalan-tegalan dan tumpang sari di perkebunan.

Penambahan LTT tersebut diperlukan karena selama periode Oktober hingga September 2018 -2019 Provinsi Sumut mengalami defisit lahan sebesar 150.289 hektar (ha) dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya.

"Beberapa penyebab defisitnya realisasi tersebut adalah berkurangnya luas baku lahan sawah dari 428.961 ha data BPS menjadi 245.953 ha data Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN)," terang Sarwo.

Hal tersebut dia sampaikan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Penanggungjawab Upsus Kabupaten dan Kepala Bidang Dinas Pertanian serta petugas data LTT di Medan, Kamis (10/10/2019).

Baca juga: Kementan Prediksi Harga Beras hingga Awal 2020 Stabil

Penurunan luas lahan itu pun diakui Yeni, salah seorang peserta rapat dari Kabupaten Tapanuli Selatan.

Dia mengatakan, tahun ini pihaknya memang harus mengejar luas tambah tanam yang telah ditargetkan. Pasalnya, terjadi pengurangan luas lahan sebesar 25.000 ha sesuai dengan surat dari Kementerian ATR/BPN.

“Kami akan terus berusaha untuk memenuhi target yang telah ditetapkan dan akan mengejar kekurangan tersebut di periode tanam berikutnya,” ucapnya.

Validasi ulang luas lahan

Oleh karena itu, Sarwo menjelaskan, saat ini Kementan bersama Dinas Pertanian (Distan) Sumut sedang melakukan validasi ulang luas baku lahan sawah melalui aplikasi ArcGIS.

Hasilnya akan segera dilaporkan ke Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin) Kementan, selaku pengembang aplikasi tersebut.

Sementara itu, Kepala Seksi Intensifikasi Padi Irigasi dan Rawa Kementan Ike Widyaningrum mengimbau, Provinsi Sumut harus mengejar pertanaman karena saat ini sudah turun hujan. Untuk itu, Kementan akan membantu dengan optimalkan segala upaya untuk mencapai target produksi.

"Manfaatkan fasilitasi GPOT dari Kementan dan segera percepat penyaluran benih agar petani bisa segera tanam,” ungkap Ike.

Baca juga: Lahan di Ponorogo Kekeringan, Kementan Sarankan Pompanisasi

Untuk diketahui, realisasi pertanaman di Sumut pada Oktober-Maret 2018/2019 untuk tanaman padi mencapai 1,17 juta ha.

Dari capaian itu, menurut Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Provinsi Sumatera Utara, Dahler, perkiraan panen Januari–Desember 2019 adalah 1,03 juta ha. Jika provitas padi sebesar 5,2 ton per hektar, maka produksi padi di Provinsi Sumut dapat mencapai 5,34 juta ton tahun 2019.

“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Kabupaten-kabupaten yang telah berkontribusi terhadap capaian LTT di periode ini. Namun, kami juga mengingatkan agar data tanam diinput ke dalam aplikasi Penguatan Data Pangan Strategis sehingga terekam dengan baik,”ucap Ike.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com