Seorang teman yang baru saja berhenti bekerja dari sebuah perusahaan besar bercerita, betapa dia bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya setelah bergabung dengan aplikasi tersebut.
Dengan mengandalkan kemampuan memasak dan tanpa harus punya warung, dia bisa meraih penghasilan karena masakannya banyak dipesan orang lewat aplikasi.
Begitulah yang terjadi. Dalam skala yang lebih luas, ekosistem digital yang terbentuk ini memungkinkan untuk menggerakkan perekonomian domestik di sebuah negara.
Tak dimungkiri, ekosistem digital yang dibentuk oleh startup sejauh ini memang belum bisa mengalahkan multiplier effect dari industri konvensional. Namun perlahan, ekosistem itu berkembang. Partisipan yang ada di dalamnya bisa saling menghidupi antara satu dengan yang lain.
Sejumlah negara pun mulai memahami hal ini. Malaysia misalnya.
Ketika pemerintah Indonesia menggagas revitalisasi industri untuk mendorong perekonomian nasional, pemerintah negeri jiran ini justru mempersilakan Gojek masuk.
Bagi pihak yang gagal paham, aplikasi ini terlihat hanya untuk menyediakan layanan transportasi berbasis online.
Namun saya melihatnya lebih dari itu. Ketika ekspor Malaysia suram akibat perang dagang AS vs China, menghidupkan perekonomian domestik adalah pilihan yang tak bisa ditolak lagi oleh negara yang dipimpin Dr M ini.
Ya, seperti yang terjadi pada teman saya tadi. Melalui kehadiran Gojek, jutaan warga Malaysia akan mungkin tetap memungkinkan mendapat penghasilan meski tanpa harus bekerja di perusahaan besar. Dengan demikian, perekonomian negeri jiran itu diharapkan terus bergeliat.
Memang tidak salah dengan pemerintah Indonesia yang menggagas revitalisasi industri. Toh, kehadiran industri pengolahan saat ini memang dibutuhkan untuk menyerap berlimpahnya bahan baku industri yang berasal dari impor.
Namun, tentu saat ini tak bisa mengharapkan lebih kepada industri pengolahan ini untuk mengatasi persoalah ekonomi.
Bagaimanapun, industri manufaktur sekarang bukanlah labour intensive. Otomatisasi telah menggeser peran manusia dalam proses produksi. Semakin banyak manusia yang dipekerjakan, justru menunjukkan inefisiensi.
Baca juga : Pengusaha Minta Batas Bebas Bea Masuk Diturunkan Lagi, Apa Alasannya?
Di sisi lain, angkatan kerja milenial semakin mendominasi. Dengan segala karakteristiknya, kelompok ini sangat berbeda dengan generasi pendahulu.
Berbeda dengan orang-orang tua yang sudah kaya itu, kelompok ini justru ingin cenderung bebas. Bekerja fleksibel. Dan, tidak betah berlama-lama kerja di tempat yang membatasi kreativitas.
Berbagai survei menunjukkan betapa obsesi milenial ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya : menjadi barista, Youtuber, koki, bisnis kuliner, spesialis medsos, dan sebagainya.
Karena itu perlu dipikirkan bagaimana kebijakan perekonomian yang lebih akomodatif terhadap generasi ini dan tak melulu pada kepentingan pengusaha senior.
Dan, salah satu pilihannya adalah mengembangkan perekonomian berbasis ekosistem digital yang memungkinkan mereka mengembangkan diri.
Kalaupun ekonomi ini belum bisa diukur dengan indikator konvensional, tentu BPS perlu mencari formulasinya. Dengan demikian, pemerintah melalui kementerian terkait tetap bisa pamer bahwa mereka para pejabat telah bekerja dan ada hasilnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.