Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Periode Pertama Mau Habis, Target Ini yang Tak Bisa Dicapai Jokowi

Kompas.com - 14/10/2019, 13:02 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Periode pertama Pemerintahan Presiden Joko Widodo tinggal menghitung hari atau tepatnya seminggu lagi.

Pada 20 Oktober 2019, kepemimpinan Jokowi akan masuk ke periode kedua setelah memenangi Pemilihan Presiden 2019.

Banyak hal dilakukan Jokowi pada periode pertamanya, sebut saya yang paling bisa terlihat yakni pembangunan infrastruktur secara besar-besaran.

Namun di balik itu, ada berbagai hal yang tak sesuai target. Salah satunya yakni pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen.

Baca juga: Jokowi Calonkan Mantan Menteri SBY Jadi Pimpinan Bank Dunia

Pada 2014 silam, Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi 7 persen di periode pertamanya.

“Setiap tahun ingin ada pertumbuhan ekonomi yang lebih baik seperti yang sudah saya sampaikan," ujar Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (23/12/2014).

"Paling tidak, setelah tiga tahun ke depan kita sudah memiliki pertumbuhan di atas 7 persen,” sambungnya saat itu.

Namun hingga seminggu sebelum periode pertamanya selesai, target Jokowi itu tak pernah tercapai.

Baca juga: Ditanya soal Penerimaan Pajak, Anak Buah Sri Mulyani Lesu

Dari 2015 hingga 2018, ekonomi hanya mampu tumbuh berturut-turut 4,88 persen, 5,03 persen, 5,07 persen dan yang tertinggi sebesar 5,17 persen.

Sementara itu pertumbuhan ekonomi pada 2019 yakni 5,07 pada kuartal I dan 5,05 pada kuartal II. Sisanya, belum diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Meski begitu target pertumbuhan ekonomi 2019 tak jauh-jauh dari angka 5 persen. Artinya, masih jauh dari target 7 persen.

Ekonom A. Prasetyantoko sempat mengatakan bahwa tak tercapainya target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen disebabkan faktor ekonomi global.

Di tengah situasi ekonomi global saat ini kata dia, tak ada yang bisa memperkirakan apa yang terjadi. Bahkan lembaga keuangan sekaliber IMF dan Bank Dunia saja sampai harus merevisi proyeksinya.

Baca juga: Beda dengan Indonesia, Pertumbuhan Ekonomi Vietnam Diprediksi Melejit

Penyebabnya mulai dari keputusun bank sentral Amerika Serikat yang menaikan suku bunga berkali-kali yang membuat adanya tekanan likuiditas dan mata uang.

Hal ini membuat para investor lari ke luar negeri. Imbasnya investasi di Indonesia juga tidak melonjak tajam. Padahal investasi adalah salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com