Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gonjang-ganjing Ekonomi Global, Suku Bunga Turun Lagi?

Kompas.com - 14/10/2019, 13:04 WIB
Yoga Sukmana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) terus mempertahankan kebijakan suku bunga yang rendah di tengah gonjang-ganjing ekonomi global.

Namun, apakah kebijakan suku bunga rendah ini akan terus berlangsung?

Senior Portofolio Manager-Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Samuel Kesuma menilai kebijakan moneter masih akan tetap akomodatif.

"Ruang pemangkasan suku bunga terlihat dari suku bunga riil Indonesia yang masih kompetitif jika dibandingkan dengan negara kawasan Asia yang memiliki defisit neraca berjalan, seperti India dan Filipina," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin (14/10/2019).

"Inflasi, defisit pada neraca berjalan dan prospek pertumbuhan ekonomi akan menjadi faktor pertimbangan penting dalam pemangkasan suku bunga lebih lanjut," sambung dia.

Baca juga: Tak Hanya BI, Bank Sentral Lain juga Turunkan Suku Bunga

Samuel mengatakan, kebijakan moneter akomodatif dapat menjadi "bantalan" bagi ekonomi Indonesia di tengah perlambatan ekonomi global saat ini.

Bahkan, kata dia, kebijakan itu bisa jadi tidak hanya diterapkan di Indonesia. Bank sentral di negara lain juga diperkirakan akan memilih kebijakan moneter yang akomodatif.

Sebab, Manulife Investment Management memperkirakan masih ada pemangkasan suku bunga Fed 50 basis poin dalam enam bulan ke depan. Pun ada kemungkinan peluncuran stimulus lebih lanjut.

Kebijakan ini dilakukan untuk mengimbangi efek negatif resesi manufaktur global, risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi dari kebijakan moneter ketat 2018, dan guncangan yang ditimbulkan oleh perang dagang AS dan China.

"Kami memperkirakan bahwa sebagian besar bank sentral global akan mempertahankan suku bunga rendah dan menghindari kenaikan suku bunga setidaknya selama dua tahun ke depan," kata dia.

Baca juga: BI Sudah Turunkan Suku Bunga Tiga Kali, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi?

Sebagai informasi, sepanjang tahun 2019, BI sudah menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali menjadi 75 basis poin (bps).

Salah satu alasannya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah risiko perlambatan ekonomi global.

Karena pelambatan ekonomi dunia, sejumlah bank sentral di 12 negara juga mengambil langkah serupa. Bank-bank tersebut antara lain Bank Sentral AS The Fed, bank sentral India RBI, hingga bank sentral Filipina, BSP.

“Dengan adanya pertumbuhan ekonomi global yang turun, trade war, volume dagang turun, Brexit, direspons oleh semua negara yang alami pertumbuhan melambat. Beberapa bank sentral akhirnya menurunkan suku bunga,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko di Badung, Bali, beberapa waktu lalu.

Adapun The Fed telah menurunkan suku bunga sebanyak 25 bps menjadi 1,75 persen. Bank sentral India (RBI) dan bank sentral Filipina juga menurunkan suku bunga masing-masing menjadi 5,4 persen dan 4,25 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com