Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Berutang

Kompas.com - 15/10/2019, 06:11 WIB
Erlangga Djumena

Editor

KOMPAS.com - Pengeluaran yang lebih besar daripada pemasukan menjadi penyebab utama timbulnya utang.

Jenis-jenis utang pun  bervariasi. Ada utang kartu kredit, cicilan mobil, pinjaman koperasi, dan masih banyak lagi.

Jumlah utang yang terlalu banyak tentu membuat hidup kurang nyaman. Utang-utang tersebut juga sangat membatasi pergerakan.

Akibatnya, saat ingin membeli suatu barang, kita terpaksa harus menundanya karena masih ada tanggung jawab yang harus dibayarkan pada bulan itu.

Baca juga: Pengakuan Sri Mulyani, Isu Kenaikan Utang Paling Buat Resah

Namun bayang-bayang utang tidak selamanya menyeramkan. Ada banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dari berutang.

Dan ternyata justru bikin seseorang bisa saja jadi lebih bijak. Apa saja contohnya? Simak ulasan berikut seperti dikutip dari Cermati.com.

1. Bisa Memiliki Perasaan yang Tak Enak

Siapapun yang sudah pernah berutang pasti mengatakan kalau berutang itu tidaklah enak. Anda akan merasa seperti dikejar-kejar utang. Seandainya utang tidak bisa dibayar tepat waktu, Anda juga harus menyiapkan mental untuk menghadapi amarah si penagih.

Sungguh tidak mengenakkan, bukan?

Maka dari itu, coba bayarkan utang tepat pada waktunya. Tidak perlu menunggu sampai utang jatuh tempo. Ketika Anda mempunyai uang, langsung saja bayarkan tanpa menunda-nunda.

2. Paham Perlunya Bersabar

Ditagih, dimarahin, semua hal-hal buruk akibat berutang akan dirasakan. Mau melawan? Sudah pasti tidak bisa karena di sini posisinya Anda sebagai peminjam.

Satu-satunya hal yang bisa dilakukan hanyalah bersabar. Selama utang belum lunas, Anda harus bisa meningkatkan kesabaran untuk tidak menambah utang baru selagi masih memiliki utang lama.

Selain itu, sabar juga diperlukan untuk menjaga agar suasana tidak keruh saat penagih datang. Bukannya tidak mungkin kalau Anda dan si penagih akan bertengkar jika Anda tak bisa menahan amarah.

Baca juga: Sadari Tanda-tanda Utang Anda Sudah Menumpuk

3. Mengakui bahwa Membuat Anggaran itu Penting

Bagi yang selama ini mengabaikan anggaran akan tahu kalau anggaran itu sangat penting. Anggaran dapat menuntun kondisi finansial ke arah yang lebih baik.

Dengan anggaran, maka penggunaan uang menjadi lebih jelas dan teratur. Anda tahu ke mana uang tersebut digunakan dan berapa jumlah yang dihabiskan.

Anggaran yang baik harus meliputi semua biaya yang terjadi setiap bulan, baik biaya yang nominalnya besar maupun kecil. Pastikan anggaran yang dibuat sesuai dengan kondisi finansial untuk mencegah timbulnya utang baru yang tak penting.

4. Kendalikan Diri dan Jangan Impulsif

Utang bermula dari ketidakmampuan seseorang saat mengendalikan diri untuk belanja. Akibat impulsif yang tinggi pula, kebutuhan selama satu bulan dapat meningkat karena konsumsi yang juga bertambah.

Lumayan kalau keuangan bisa menutup semua peningkatan konsumsi, tetapi masalahnya adalah tidak bisa. Sebelum utang makin bertambah, sebaiknya kendalikan diri dengan baik.

Hindari membeli barang-barang mewah yang pada dasarnya tidak masuk dalam list kebutuhan Anda setiap bulan. Utamakan barang yang tidak hanya mampu memuaskan nafsu, tetapi juga memberi manfaat di kemudian hari.

Baca juga: Mengapa Asing Bisa Genggam Surat Utang RI Senilai Rp 991 Triliun

5. Uang Kecil juga Berharga

Banyak orang meremehkan keberadaan uang kecil. Buktinya bisa dilihat langsung di jalan raya. Ada banyak kepingan uang receh yang tidak bertuan di sana.

Padahal kalau dikumpulkan sedikit demi sedikit, maka uang yang nominal awalnya kecil, perlahan-lahan akan bertambah banyak. Utanglah yang akan menyadarkan Anda betapa pentingnya uang kecil ini tadi.

Jika Anda telaten mengumpulkannya, bukannya tidak mungkin kalau uang kecil tersebut bisa menutup sebagian utang. Khususnya utang-utang yang nominalnya kecil. Lumayan, bukan?

6. Tahu Cara Mengendalikan Stres

Utang yang terlalu banyak sangat mengganggu pikiran, bahkan berpotensi menimbulkan stres. Hal inilah yang akan Anda rasakan setiap hari sebelum utang-utang dibayar lunas.

Selain itu, muncul perasaan tidak enakan terutama kalau Anda berhutang kepada kerabat atau teman sendiri. Pada kondisi seperti inilah Anda akan diajarkan cara mengendalikan stres dengan baik.

Dengan demikian, penyakit yang dapat timbul akibat stres pun akan pergi jauh dari kehidupan Anda. Karena Anda berusaha mengendalikan stres yang muncul.

7. Sadar Bahwa Roda Hidup Terus Berputar

Kalimat “roda hidup berputar” memang terjadi di dunia nyata. Anda akan mengatakan kalau hal ini benar saat ditimpa utang. Ya, posisi Anda tidak selamanya berada di atas.

Terkadang bisa pula berubah menjadi ke bawah kalau Anda membuat kesalahan-kesalahan saat menggunakan uang. Maka dari itu, coba gunakan uang secara bijak.

Berapapun jumlah uang yang dimiliki, sebaiknya gunakan dan alokasikan secara tepat agar terhindar dari utang. Dan kalau harus berutang, maka akan lebih bijak dalam menggunakannya.

Baca juga: Utang China Tembus 300 Persen dari PDB

Tips hindari utang yang menjerat

Jika tidak pandai dalam memilih di mana untuk berutang, bisa-bisa malah terjerat dengan utang yang tak berkesudahan. Oleh karena itu, coba lakukan berikut ini.

1. Hindari Pinjaman Berbunga Tinggi

Pinjaman berbunga tinggi tidak akan pernah menyelesaikan utang-utang Anda. Apa yang terjadi justru kebalikannya, di mana utang semakin bertambah dari hari ke hari.

Apalagi jika pembayaran dilakukan secara tidak teratur atau pembayaran minimum saja. Sebelum meminjam uang, sebaiknya perhatikan tingkat suku bunga yang dibebankan kepada Anda.

Apabila tingkat suku bunganya dirasa sangat tinggi, lebih baik cari bank atau kreditur lain yang sekiranya menawarkan bunga lebih rendah. Sehingga Anda tidak terbebani oleh besarnya bunga utang.

2. Tingkatkan Jumlah Tabungan

Kegunaan tabungan tidak hanya sebatas modal di hari tua saja, tetapi juga bisa digunakan untuk membayar utang. Ketika utang yang perlu dibayar melampaui pemasukan setiap bulan,

Anda dapat menggunakan sebagian tabungan buat melunasinya.

Dengan demikian, Anda tetap mampu memenuhi kebutuhan hidup dari hari ke hari. Sisihkan setidaknya 20 persen-30 persen dari total pemasukan untuk dialihkan ke rekening tabungan.

Agar menabung lebih teratur, terapkan sistem menabung berbasis autodebet. Jika gajian sudah tiba, maka sebagian jumlah gaji akan langsung dialihkan ke tabungan.

3. Kencangkan Investasi Sejak Dini

Investasi saat kaya raya atau saat usia sudah tua adalah kesalahan besar. Akan lebih baik bila investasi dimulai sejak dini agar aset yang diinvestasikan lebih besar.

Selain itu, Anda juga akan semakin terlatih untuk mengatur keuangan. Ada banyak instrumen investasi yang bisa dijadikan opsi. Ada deposito, reksa dana, saham, obligasi, emas, dan masih banyak lagi.

Pilih salah satu instrumen yang paling sesuai dengan gaya investasi Anda demi memaksimalkan keuntungan. Sehingga Anda merasa aman dan nyaman menghadapi masa depan.

Baca juga: Mulai Rp 1 Jutaan, Ini Investasi Surat Utang yang Layak Dipertimbangkan

Penuhi kewajiban dengan baik

Satu-satunya cara agar hidup aman, nyaman, dan damai adalah memenuhi kewajiban membayar utang dengan baik.

Karena Anda tidak akan merasa dikejar-kejar dan terbantu untuk merealisasikan keinginan walau harus dipenuhi dengan berutang.

Artikel ini merupakan kerja sama Kompas.com dan Cermati.com. Isi artikel di luar tanggung jawab redaksi Kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com