Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Jeli Gali Potensi, Desa di Bayuwangi Ini Berhasil Dongkrak Perekonomian

Kompas.com - 15/10/2019, 08:37 WIB
Anissa DW,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

Sebanyak 33 homestay sudah masuk standardidasi, yakni mencakup standar kelayakan fasilitas, toilet, dan kamar.

Baca juga: Homestay Berpotensi Dukung Pengembangan Desa Wisata

Selain penginapan, usaha rumah makan juga turut berkembang. Salah satunya adalah Warung Oseng Dewitari yang buka sejak Agustus 2016.

Peluang lain yang dilihat warga desa adalah bisnis transportasi menuju kawasan wisata.

Untuk itu, warga Tamansari banyak memiliki mobil jenis jip yang dapat digunakan untuk menempuh jalur ekstrem kawasan Gunung Ijen.

Agar usaha dapat berjalan dengan baik dan mobil-mobil jip tetap terawat, dibentuklah koperasi untuk pengelolaannya.

Menurut Mahsun, pembentukan koperasi dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan aset serta standardisasi.

Saat ini, imbuh dia, terdapat 86 mobil jip milik warga yang dimanfaatkan untuk usaha.

“Standardisasi itu pertama untuk harga, biar tidak rusak jadi kami bikin aturan. Kedua, standardisasi fasilitas untuk menentukan kendaraan itu layak atau tidak. Ketiga, standardisasi layanan seperti apa yang diberikan," ucap Mahsun.

Kesejahteraan meningkat

Setelah hampir empat tahun menjadi desa wisata, warga Tamansari sudah merasakan berbagai perubahan, terutama di bidang ekonomi.

Mahsun mengatakan, Dana Desa dari pemerintah dimanfaatkan untuk mengembangkan Tamansari sebagai destinasi wisata melalui BUMDes. Hasilnya, pendapatan masyarakat meningkat.

Sejak 2016-2018, jumlah pengunjung Tamansari, sesuai catatan retribusi, berkisar 150.000-180.000 orang.

Tamu homestay pada saat dibuka pada 2016 masih di bawah 100 orang, kini meningkat pesat menjadi 400 orang pada 2017 dan sebanyak 500 orang pada 2018.

Baca juga: Digunakan Syuting Bumi Manusia, Ini 5 Fakta soal Desa Wisata Gamplong

Unit usaha Warung Oseng pun mencatat kenaikan pemasukan signifikan.

Pada 2016, warung ini mendapat pemasukan sekitar Rp 17 juta. Saat ini angkanya telah mencapai Rp 83 juta.

Mashun menjelaskan, berbagai inovasi desa wisata yang menggunakan Dana Desa tersebut mampu mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) desa hingga 30 persen.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com