Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efisiensi Jadi Pekerjaan Rumah untuk Sektor Transportasi RI

Kompas.com - 16/10/2019, 18:33 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan tantangan usaha sektor transportasi di Indonesia akan semakin berat dalam lima tahun mendatang.

Dasarnya, tekanan ekonomi global semakin menguat karena pertumbuhan ekonomi negara-negara dunia melambat dan perang dagang antara AS dan China.

Wakil Ketua Kadin Bidang Transportasi, Carmelita Hartoto mengatakan, terdapat sejumlah faktor yang menjadi tantangan ke depan seperti faktor eksternal serta ditambah dengan beratnya beban biaya untuk berusaha transportasi.

Akhirnya biaya logistik makin tinggi.

Saat ini, biaya logistik Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai sekitar 24 persen, jauh di atas negara Asia lain. Misalnya Vietnam 20 persen, Thailand 15 persen, Malaysia 13 persen, dan Jepang delapan persen.

Baca juga: Pangkas Jarak Tempuh, Tol Cibitung-Cilincing Juga Bakal Tekan Biaya Logistik

"Efisiensi jadi PR (pekerjaan rumah) besar bagi kita, beban biaya logsitik kita masih tinggi, 24 persen dari PDB. Kalau lebih efisien akan semakin berdampak pada kinerja industri kita," kata Carmelita ditemui di JIExpo, Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Carmelita menjelaskan, tingginya biaya logistik tersebut disebabkan belum optimalnya pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Ini terlihat dari peringkat kinerja infrastruktur logistik Indonesia yang masih rendah di banding negara asia lainnya.

Berdasarkan data Logistic Performance Index World Bank pada 2018, peringkat indeks kinerja infrastruktur Indonesia hanya mampu menempati posisi 46, jauh lebih rendah dibanding Malaysia pada posisi 41, Vietnam 39, dan Thailand di posisi ke 32.

"Meski begitu kami harus tetap optimis karena kelanjutan pembangunan infrastruktur masih jadi prioritas lima tahun mendatang. Itu akan cukup mengerek sektor transportasi nasional," ujarnya.

Baca juga: Pembangunan Pelabuhan Mangkrak, Efesiensi Logistik Nasional Terhambat

Besaran beban logistik berada di 24 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan harus menjadi perhatian. Sehingga Indonesia bisa mendongak ekspor dan investasi.

"Untuk itu perbaikan kinerja logistik nasional tidak bisa hanya melihat kesuksesan negara lain tapi harus mencari solusi dan berbenah dengan mengikuti perkembangan teknologi. Ini tidak lepas dari kinerja kita yang menginginkan logistik lebih efisien," tambah Carmelita yang juga Ketua Umum Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia (INSA).

Diketahui, sektor lapangan usaha transportasi sepanjang 2018 memang berkontribusi positif terhadap ekonomi dalam negeri.

INSA mencatat pada 2018 sektor transportasi tumbuh 7,01 persen, dengan kontribusinya terhadap PDB mencapai 5,73 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com