Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota BPK Didominasi Politisi, Ini Kata Para Menteri

Kompas.com - 17/10/2019, 14:12 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lima anggota baru Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah mengucapkan sumpah jabatan dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung (MA) di Gedung MA, Jakarta, Kamis (17/10/2019).

Adapun anggota BPK yang telah mengucap sumpah itu didominasi oleh kalangan politisi. Dari lima anggota, empat di antaranya merupakan politisi.

Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kelima anggota BPK itu telah disumpah, sehingga harus menjalankan amanat konstitusi dan UU yang berlaku.

"Kalau politisi yang lalu-lalu juga begitu. Tapi beliau kan tadi sudah sumpah untuk menjalankan fungsi BPK sesuai tugasnya. Ya, tentu kita hormati, lah," kata Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Kamis (17/10/2019).

Baca juga: Hari Ini, 5 Anggota Terpilih BPK 2019-2024 Ucap Sumpah

Dia bilang, yang menimbulkan konflik kepentingan (conflict of interest) bukan hanya dilihat dari anggota berlatarbelakang politisi ataupun non-politisi.

"Walaupun politisi dan non-politisi tetap (sama) saja. Kan tadi lihat sumpahnya mereka sangat serius, tidak menerima apapun, menyajikan apapun dalam bentuk apapun," ucap Sri Mulyani.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan hal serupa. Budi menuturkan, pemilihan anggota berlatarbelakangan politisi boleh saja asal independen dan punya sikap baik.

"Saya pikir boleh politisi sejauh kita lihat dia punya sikap baik," katanya.

Apalagi selama ini, Budi belum pernah melihat adanya konflik kepentingan antara BPK dengan Kementerian Perhubungan.

"Kalau pengalaman saya, enggak terjadi. Ini pengalaman saya, ya, enggak tahu kalau yang lain. Tidak ada konflik kepentingan. Sejauh ini mereka independen dan memberikan pendapat yang baik," ungkapnya.

Baca juga: Faisal Basri Soroti Pimpinan BPK yang Mayoritas dari Kalangan Politisi

Sebagai informasi, kelima anggota yang terpilih hari ini, antara lain Achsanul Qosasi dengan 31 suara, Daniel Lumban Tobing dengan 41 suara, Harry Azhar Azis dengan 29 suara, Hendra Susanto dengan 41 suara, dan Pius Lustrilanang dengan 43 suara.

Achsanul Qosasi yang terpilih dengan 31 suara pernah menjadi anggota DPR periode 2009-2014, kemudian menjadi anggota BPK sejak 2014.

Sama seperti Achsanul Qosasi, Daniel Lumban Tobing juga pernah menjabat jadi anggota DPR RI tahun 2014-2019. Namun, dia gagal menjadi anggota DPR di periode kedua pemerintahan Joko Widodo.

Harry Azhar Azis pun serupa. Dirinya pernah menjabat sebagai anggota DPR periode 2004-2014 dari partai Golkar.

Kemudian Harry menjabat jadi anggota BPK sejak tahun 2014 sebelum akhirnya dilengserkan dari ketua BPK.

Pius Lustrilanang juga merupakan anggota DPR periode 2009-2019. Dia juga merupakan ketua DPP Partai Gerindra.

Sementara itu, sebelum akhirnya dipilih menjadi anggota BPK 2019-2024, Hendra Susanto menjabat sebagai Kepala Auditoriat LB BPK Jambi II. Dia pun pernah gagal mengikuti seleksi anggota BPK periode 2017-2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com