JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, kerusuhan di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur tak perlu dikhawatirkan. Sebab, kerusuhan tersebut merupakan kriminal murni.
Penajam Paser Utara merupakan salah satu lokasi yang dipilih pemerintah untuk dijadikan ibu kota baru.
“Ya itu kriminal biasa kan di Jakarta sering tawuran, intinya bisa dikendalikan,” ujar Bambang di Jakarta, Kamis (17/10/2019).
Baca juga: Ini Permintaan Warga Dayak Terkait Rencana Pemindahan Ibu Kota ke Kaltim
Kendati begitu, Bambang mengaku akan memperhatikan unsur kebudayaan lokal dalam pemindahan ibu kota baru. Dengan begitu diharapkan tidak akan ada konflik sosial di ibu kota baru.
“Itu mungkin luapan emosi, tapi saya yakin kita juga akan memperhatikan budaya dan kebiasaan masyarakat lokal, sehingga proses pemindahan ibu kota tidak akan terjadi hambatan,” kata Bambang.
Sebelumnya, Kasus penikaman di Pantai Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, berbuntut panjang.
Keluarga korban mendatangi lokasi tempat tinggal pelaku di Gang Buaya kilometer 1 Pelabuhan Feri Penajam dengan membawa senjata tajam, Rabu (16/10/2019) sekitar 13.30 Wita.
Baca juga: Warga Dayak Minta Tanah 5 Hektar per KK, Ini Respons Pemerintah
Mereka mencari pelaku hingga membakar sejumlah bangunan kayu di kawasan pelabuhan.
Mengutip dari Tribun Kaltim di Penajam, Kapolres PPU Sabil Umar melalui Kasat AKP Dian Puspitosari membeberkan, pemicu amukan massa berasal dari kasus penikaman.
Dua warga ditikam berinisial RN (18) dan CD (19) pada Rabu (9/10/2019) sekitar pukul 23.00 Wita. RN mengalami luka berat, sementara CD meninggal dunia.
Keduanya terlibat perkelahian dengan sekelompok pemuda lain yang berujung penikaman.
Pemicu awal diduga dari bunyi knalpot motor. Sekelompok pemuda merasa terganggu dan mengajak berduel hingga berujung penikaman.
Baca juga: Masyarakat Adat Berharap Jokowi Tunjuk Putra Dayak sebagai Menteri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.