Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dalam Periode Pertama Presiden Jokowi, Ada 2 Sektor yang Menyelamatkan FDI..."

Kompas.com - 17/10/2019, 18:38 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyebutkan, ada dua sektor investasi asing langsung (foreign direct Investment/FDI) paling berkontribusi dalam kinerja periode pertama Jokowi-JK Widodo dan Jusuf Kalla.

Dua sektor "penolong" tersebut ialah industri pengolahan (smelter) dan e-commerce.

"Dalam periode pertama Presiden Jokowi ada dua sektor yang menyelamatkan FDI, pertama sektor pengolahan industri smelter dan kedua sektor e-commerce dan ekonomi digital," kata Thomas di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (17/10/2019).

Baca juga: BKPM: 5 Tahun Terakhir, Investasi Asing ke Indonesia Positif

Thomas menjelaskan, berdasarkan catatan BKPM pada pemerintahan Jokowi-JK, aliran deras arus modal masuk ke e-commerce. Ini menjadi capaian tersendiri bagi Indonesia.

"Ini fenomena yang cukup mendadak, hanya dalam 3-4 tahun terakhir FDI ke unicorn, startup meloncat dari sebelumnya hampir tidak ada, sekarang 15-20 persen dari total FDI kita setiap tahun. Dan Indonesia sudah jadi tuan rumah yang unicornnya melebihi jumlah unicorn di Eropa," ujarnya.

"Presiden Jokowi sendiri gila gadget, passion mengikuti teknologi. Kita pernah nonton sambutan beliau mengenai Tesla. Tentu kabinet mengikuti sehingga Indonesia menikmati sebuah suasana politik, kebijakan yang sangat pro teknologi," lanjutnya.

Baca juga: Di Platform Ini Anda Bisa Investasi dengan Duit Mulai dari Seharga Secangkir Kopi

Menurut dia, sektor yang harus digarap agar berkontribusi pada perekonomian serta mendulang FDI ialah pariwisata dan lifestyle. Sehingga tidak hanya berharap pada sektor industri pengolahan dan e-commerce.

"Sektor pariwisata secara global lebih tinggi pertumbuhan dari pada ekonomi dunia secara umum. Setiap empat lapangan kerja baru, satu adalah dari sektor pariwisata. Jadi wisata benar-benar booming terutama dimotori oleh terus bergabungnya kelas menengah, global middle clash. Salah satu fenomena yang bisa diprediksi begitu orang naik kelas, terutama yang membedakan adalah lifestyle," paparnya.

"Lifestyle hemat saya salah satu keunggulan Indonesia dan ini akan mempunyai multiplayer effect terhadap yang bisa kita produksi, jasa yang bisa kita tawarkan ke seluruh dunia," tambah dia.

Baca juga: Kepala BKPM Perkirakan Penerimaan Pajak 2019 Kurang Rp 200 Triliun

Belakangan ini, Indonesia mendapatkan perhatian dunia internasional sebagai negara yang cocok untuk menanamkan modal atau investasi. Bahkan posisi Indonesia semakin membaik.

Bahkan berdasarkan sejumlah survei membuktikan bahwa Indonesia menjadi negara sasaran atau destinasi investasi dari sejumlah negara. Bahkan posisi Indonesia selalu masuk sepuluh besar.

"Hampir semua survei, Indonesia selalu masuk top 5 destinasi investasi di dunia yang paling prospek," sebut dia.

Baca juga: BKPM: Indonesia Masuk 5 Besar Destinasi Investasi Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Naik Selama Ramadan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com