Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kementan: Warehouse UPJA Bisa Turunkan Biaya Produksi Usaha Tani

Kompas.com - 18/10/2019, 16:00 WIB
Alek Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy meresmikan Warehouse Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Widhatama di Desa Lubuk Seberuk, Kecamatan Love Jaya, Kabupaten Ogan Komelir Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel).

Sarwo Edhy mengatakan, Kementan mendukung penuh pengembangan Pertanian Korporasi Berbasis Mekanisasi (PKBM) yang bertujuan untuk optimalisasi pemanfaatan alat mesin pertanian (Alsintan).

Menurutnya, Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) bisa menurunkan biaya produksi usaha tani, meningkatkan produksi dan pendapatan petani, serta meningkatkan minat kaum milenial dalam berusaha tani.

"Dengan begitu ada kemandirian pemanfaatan Alsintan dan manajemen UPJA dengan bisnis modern," ujar Sarwo Edhy saat meresmikan Warehouse UPJA Widhatama, seperti yang dilansir dari rilis tertulis, Jumat (18/10/2019).

Sarwo Edhy mengungkapkan, Kementan sudah mengadakan kegiatan percontohan seperti ini di lima lokasi yang ditetapkan berdasarkan SK Dirjen PSP No 07.1/2019, di antaranya Kabupaten Tuban (Jawa Timur), Sukoharjo (Jawa Tengah), Konawe Selatan (Sulawesi Tenggara), Barito Kuala (Kalimantan Selatan), dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (Sumsel).

"Pemilihan lima lokasi percontohan ini ditentukan berdasarkan daerah-daerah sentra padi. Kelima warehouse ini berada di daerah penyangga pangan provinsi masing-masing," kata Sarwo Edhy.

Anggaran

Sarwo Edhy mengungkapkan, untuk pembangunan warehouse ini, pihaknya telah mengeluarkan anggaran Rp 400 juta. Sementara Alsintan yang diperbantukan juga senilai Rp 400 juta.

"Anggaran tersebut untuk gudangnya saja karena untuk lahan bisa dari Pemerintah Daerah atau lahan hibah. Untuk 2020 kita akan bangun lagi 10 warehouse di daerah-daerah sentra produksi lainnya," ungkap Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy berharap nanti percontohan ini bisa digunakan untuk desa-desa dan kecamatan lain di Kabupaten OKI. Dari hasil keuntungannya, diharapkan bisa dimanfaatkan untuk pengembangan lagi, seperti membeli Alsintan secara mandiri.

"Di sini ada ruang untuk menyimpan Alsintan. Kemudian ada juga ruang perbengkelannya," sebutnya.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy meresmikan Warehouse UPJA Widhatama, di Desa Lubuk Seberuk Kecamatan Love Jaya, Kabupaten Ogan Komelir Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel).Dok. Humas Kementan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy meresmikan Warehouse UPJA Widhatama, di Desa Lubuk Seberuk Kecamatan Love Jaya, Kabupaten Ogan Komelir Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel).

Kemudian, lanjutnya, di warehouse juga terdapat Pertamini atau pom pengisian bahan bakar sendiri. Sarwo Edhy mengaku tengah berkoordinasi dengan BP Migas agar warehouse-warehouse yang ada di seluruh Indonesia mendapat alokasi BBM bersubsdi.

"Jadi semua Alsintan dapat mengisi BBM-nya di warehouse. Jangan ada lagi petani membawa traktor atau Alsintan lainnya ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)," kata Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy menambahkan, pengelolaan alsintan oleh UPJA, Kelompok Tani (Poktan), dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) ke depan diarahkan secara bisnis. Untuk itu harus ada pengurus dalam UPJA, Poktan, dan Gapoktan yang mau dan mampu mengelola pelayanan jasa Alsintan secara professional.

"Sekali lagi saya berharap bahwa dengan adanya bengkel Alsintan yang dikelola bersama oleh UPJA Widhatama ini dapat membantu dalam meningkatkan produksi dan usaha tani warga sekitar," pungkasnya.

Target produksi OKI

Bupati OKI Iskandar mengatakan, daerah yang dipimpinnya saat ini sedang menargetkan produksi padi 1,3 juta ton di 2020. Saat ini produksi padi di OKI mencapai 850 ribu ton.

Untuk mencapai target tersebut, Bupati Kabupaten OKI Iskandar mengatakan akan mengerahkan segenap jajarannya untuk mengoptimalkan potensi agraris di daerah ini, termasuk mengoptimalkan penggunaan Alsintan bantuan dari Kementan.

“Kami punya lahan mencapai 129.000 hektar (ha) yang bisa dikembangkan menjadi 150.000 ha dengan peningkatan produksi yang ada, kami optimistis bisa capai target 1 juta ton gabah kering giling (GKG),” katanya.

Bupati Iskandar mengapresiasi Kementan yang menjadikan OKI sebagai daerah percontohan untuk Program PKBM. Dirinya berjanji bila percontohan ini berhasil, pihaknya akan mengalokasikan anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk membangun warehouse-warehouse serupa di kecamatan lain.

"Dengan mekanisasi pertanian terbukti meningkatkan Indeks Pertanian (IP) OKI dari IP100 menjadi IP200. Kami sedang mengejar IP300. Dengan adanya Program PKBM yang dapat mengelola Alsintan lebih profesional, kami optimis target-target kami tercapai," pungkas Bupati Iskandar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com