Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Peluang Gerindra Merapat ke Kabinet, Bagaimana Dampaknya ke Perekonomian?

Kompas.com - 18/10/2019, 19:03 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertemuan Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu membawa sinyal kuat bergabungnya Gerindra dengan kabinet terbaru pemerintahan Jokowi yang akan dilantik lusa, Minggu, (20/8/2019).

Rekonsilisasi kedua pihak yang menjadi rival dalam Pemilu tersebut dinilai memberi sinyal positif bagi pereonomian yang tengah dihadapkan pada risiko perlambatan.

Direktur riset Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, dengan adanya rekonsiliasi tersebut pemerintah bisa lebih fokus dalam menelurkan kebijakan-kebijakan ekonomi.

"Rekonsiliasi itu peluang karena akan membuat pemerintah bisa fokus di dalam rangka mengcounter perlambatan ekonomi global. Jadi nggak ada kegaduhan," ujar Piter di Jakarta, Jumat (18/10/2019).

Piter menilai, posisi Jokwi di pemerintahan saat ini sudah cukup kuat dibanding awal pemerintahannya 2014 lalu. Dengan bergabungnya beberapa partai oposisi Pemilu seperti Demokrat dan Gerindra bukan berarti kritik terhadap kinerja pemerintah bakal mati.

Adapun saat ini, partai yang masih secara tegas memosisikan diri sebagai oposisi pemerintah adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

"Kalau ada yang bilang itu abuse of power, enggak, politik itu cair, dia bisa gabung ke pemerintah, tapi bukan berarti dia nggak punya power untuk melakukan kritik," ujar Piter.

Oposisi Melemah

Adapun peneliti senior di Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM FEBUI) Febrio Kacaribu mengatakan, tahun ini oposisi yang cenderung lemah merupakan fenomena baru. Jika berkaca dari pemerintahan sebelumnya, dengan masuknya beberapa partai politik oposisi ke dalam pemerintahan bakal memberikan kemajuan terhadap ekonomi nasional.

"Kalau dulu 2014 sampai 2019 ada oposisi di satu hingga dua tahun pertama pemerintahan nggak bergerak. Ini juga eksperimen berikutnya, kalau nggak ada oposisi terus terang saya nggak tahu, tapi tampaknya akan terlihat seperti apa hasilnya kalau dibagi-bagi bisa bareng-bareng majunya," ujar Febrio.

"Bagi-bagi pos sehingga bisa disumbangsihkan ke ekonomi nasional," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com