Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palapa Ring, Tol Langit Harapan Masyarakat Indonesia Timur

Kompas.com - 20/10/2019, 12:06 WIB
Ellyvon Pranita,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Setiap hari hampir semua orang di dunia sangat ketergantungan terhadap internet, terutama bidang perekonomian atau bisnis.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan bahwa sektor informasi dan komunikasi masih melanjutkan tren pertumbuhan di atas 7 persen, jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional.

Hal ini menjadi indikasi peningkatan peran ekonomi digital, pertumbuhan tenaga kerja sektor TIK juga meningkat pesat pada tahun 2018 meningkat 9,21 persen.

Dengan peresmian Palapa Ring atau tol langit di Timur Indonesia, dianggap akan sangat berdampak positif dalam sektor ekonomi.

Baca juga: Jokowi Resmikan Tol Langit, Berikut 5 Fakta Palapa Ring

Hal ini disampaikan oleh Asisten Deputi Telematika dan Utilitas Kementerian Koordinator Perekonomian, Eddy Satriya dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema "Menghitung Dampak Palapa Ring", bertempat di Gedung Utama Kemkominfo, Jakarta, Selasa (15/10/2019).

"Palapa ring ini akan berdampak besar pada kehidupan bisnis di daerah-daerah yang kini terjangkau sinyal. Juga peluang bisnis di daerah timur yang butuh bandwith besar akan meningkat, dan itu terjadi di semua sektor, pendidikan, kesehatan, pemerintahan, dan bisnis keuangan yang berbasis teknologi," kata Eddy.

Dampak dari adanya palapa ring tersebut juga akan menjadi jalan pemerataan infrastruktur, dan pengembangan wilayah akan tumbuh lebih cepat dengan fasilitas yang memadai untuk masyarakat.

"Ini (palapa ring) akan mendorong seluruh perkenomian, karena lintas sektor telematika ini semakin berkembang. Padahal sektor telematika ini sangat dekat dengan ekonomi, termasuk tingkat transparansi layanan masyarakat," ujarnya.

Baca juga: Ibu Kota Baru di Kaltim, Menkominfo Sebut Perlu Palapa Ring Khusus Kalimantan

Palapa ring menurut Eddy, memberikan kesempatan untuk dapat melaksanakan bisnis yang besar, meskipun dan termasuk di daerah ujung Timur Indonesia atau juga daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Hal ini dikarenakan masih adanya ketimpangan digital atau internet yang terjadi antar kota-kota di Indonesia.

Dari data yang dihimpun opensignal, bahwa pengguna fixed broadband tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas layanan, sebagai contoh peringkat kota-kota besar di Jabodetabek berada di bawah kota-kota kecil (Sorong, Gorontalo, dan Ambon).

Fixed broadband itu sendiri merupakan jenis koneksi yang membutuhkan kabel telepon atau kabel jaringan khusus untuk bisa terkoneksi ke internet.

"Bisa saja kita berasumsi Jakarta lebih cepat, tapi ternyata, kota Sorong, Gorontalo, Ambon download speednya tinggi, meskipun di sana sinyalnya sedikit. Ya bisa jadi karena faktor pengguna internet dan jumlah penduduknya juga," tuturnya.

Akses pasar global

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Papua Muda Inspiratif Billy Mambrasar mengapresiasi adanya Palapa Ring ini. Dia berharapa tol langit ini bisa mempermudah askes masyakarat ke pasar global.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com