Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbankan Diperkirakan Turunkan Bunga Pinjaman Awal Tahun Depan

Kompas.com - 20/10/2019, 13:26 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan berturut-turut dalam tiga bulan terakhir, namun penurunan ini tidak serta merta diikuti dengan turunnya bunga kredit perbankan.

Bank baru melakukan penyesuain terhadap bunga simpanan, yang selanjutnya akan diikuti dengan penurunan bunga kredit secara bertahap pada awal tahun depan.

Bahana Sekuritas memperkirakan dengan tren penurunan suku bunga saat ini akan berdampak pada peningkatan laba. Karena bank akan memiliki ruang lebih besar untuk menjaga pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM) meski masih ada risiko kredit bermasalah dari beberapa sektor sejalan dengan masih rendahnya harga komoditas global.

‘’Tahun depan kredit diperkirakan akan tumbuh lebih baik dibanding tahun ini sejalan dengan masih bergulirnya beberapa proyek infrastruktur yang tercermin pada anggaran pemerintah pada 2020,’’ kata Analis Bahana, Prasetya Christy Gunadi dalam keterangannya, Minggu (20/10/2019).

Baca juga: 5 Bank yang Tawarkan Bunga Deposito Tertinggi Hari Ini

Prasetya menambahkan, namun ada risiko untuk beberapa sektor yang terkait komoditas seperti CPO dan beberapa developer properti kecil ada yang mulai mengalami kesulitan bayar.

Kredit perbankan diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 10-11 persen pada 2020, setelah sepanjang tahun ini diperkirakan akan tumbuh dikisaran 9 persen.

"Pertumbuhan kredit investasi dan korporasi akan menjadi penopang utama pertumbuhan kredit pada tahun depan terutama karena masih akan bergulirnya proyek infrastruktur pemerintah," tuturnya.

Dia menuturkan, kredit konsumsi diperkirakan belum akan tumbuh lebih kencang pada tahun depan, meski permintaan terhadap kredit kepemilikan rumah mulai membaik. Namun perbaikan ini belum akan terjadi untuk kredit kepemilikan kendaraan bermotor. Kredit untuk properti diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 10 persen, kredit kendaraan bermotor diperkirakan masih akan tumbuh dibawah 7 persen.

‘’Beberapa bank lebih memprioritaskan strategi mengurangi simpanan dengan bunga special, sebelum melangkah untuk menurunkan bunga kredit, sehingga perbankan bisa menjaga pendapatan bunga bersih," paparnya.

Baca juga: Tak Hanya BI, Bank Sentral Lain juga Turunkan Suku Bunga

Selain itu, Bahana memperkirakan NIM perbankan akan berada pada kisaran 5,0-5,1 persen sepanjang 2020.

Dengan berbagai prospek ini, Bahana merekomendasikan Beli untuk saham Bank Mandiri dengan target harga Rp 9.000/lembar saham, karena valuasi  bank pelat merah ini sudah cukup murah dan memiliki porsi pembiayaan infrastruktur yang besar dengan market share sekitar 12,9 persen.

Lalu bank yang memiliki kode saham BMRI ini juga cukup berhati-hati dalam menjaga kualitas kreditnya serta konsen dalam menjaga stabilitas NIM.

"Rekomendasi Beli untuk saham Bank Rakyat Indonesia dengan target harga Rp 5.300/lembar saham. Meski secara valuasi, bank berkode saham BBRI ini lebih mahal dibandingkan dengan bank BUMN lainnya, namun prospek risiko kreditnya lebih rendah sehingga tidak perlu membentuk provisi yang besar," jelasnya.

"Pertumbuhan kredit untuk usaha kecil dan mikro juga diperkirakan akan positif, terutama ditopang oleh penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) serta inovasi produk kredit mikro yang semakin beragam," tambah dia.

Baca juga: Suku Bunga BI Turun, tetapi Bunga KPR Justru Naik, Ada Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com