Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rhenald Kasali
Guru Besar Manajemen

Akademisi dan praktisi bisnis yang juga guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sejumlah buku telah dituliskannya antara lain Sembilan Fenomena Bisnis (1997), Change! (2005), Recode Your Change DNA (2007), Disruptions, Tommorow Is Today, Self Disruption dan The Great Shifting. Atas buku-buku yang ditulisnya, Rhenald Kasali mendapat penghargaan Writer of The Year 2018 dari Ikapi

Ada Resesi, Disrupsi, dan Ada Porsi Kesalahan Sendiri

Kompas.com - 21/10/2019, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Usaha-usaha yang terancam itu adalah usaha yang hidup dari peran brokerage yang memakan waktu yang panjang. Termasuk usaha-usaha yang menimbulkan persoalan consumer’s pain, dan membebankan biaya tinggi, serta menyandang fixed cost yang besar. Semua itu tergantikan oleh digital disruption sehingga mesin bisa menggantikan manusia dan peta pasar berubah.

Padahal solusi bagi resesi bukan semata-mata suntikan moneter dan fiskal, juga bukan membuat harga saham naik. Melainkan penciptaan pekerjaan atau lapangan-lapangan kerja baru.

Secara sederhana, resesi menimbulkan income effect, sedangkan disrupsi menimbulkan substitution effect. Yang pertama, bukan pekerjaan CEO untuk mengatasinya, tetapi yang kedua, iya.

Porsi Kesalahan Sendiri

Selain disrupsi dan resesi, kemunduran usaha juga disebabkan oleh kesalahan pengusaha sendiri. Terlalu naif bila kita selalu menyalahkan keadaan dan kemunduran yang kita alami.

Usia pengusaha yang semakin tua, inovasi yang berhenti, ketiadaan penerus atau tim manajemen yang handal, kesalahan dalam mengembangkan produk, terlalu nyaman dengan pertumbuhan yang dinikmati selama bertahun-tahun, adanya regulasi yang melenakan, bisnis model yang tak lagi sesuai, beban biaya yang terlalu besar, dan lain sebagainya sangat mungkin dialami oleh pengusaha.

Bahkan pada masa-masa yang sulit seperti ini, dibutuhkan energi muda yang sangat kuat. Saat ini kehadiran lawan-lawan baru tak lagi kasat mata seperti di masa-masa lalu. Inilah masa ketika “the main is no longer the main.” Segala yang telah menjadi sumber pendapatan utama di masa lalu, karena satu dan lain hal, kini sudah tak bisa lagi dijadikan andalan.

Perubahan terjadi sangat mendasar dan kita tak bisa mengatasi masalah baru dengan solusi kemarin. Perbuatan sia-sia itu hanyalah menghabiskan energi saja dan berakhir dengan kekecewaan.

Ada masanya kita harus melakukan log in, tetapi juga ada masanya harus memilih log out. Yang menjadi persoalan, banyak pengusaha yang memilih log in saat harus melakukan log out.

Kini saatnya melakukan introspeksi dan kalau ada yang harus disalahkan, maka ingatlah selalu ada porsi kita yang dominan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com