Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Periode Kedua Jokowi: SDM Jadi Prioritas Utama, 2045 Keluar dari Jebakan Pendapatan Kelas Menengah

Kompas.com - 21/10/2019, 07:09 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden dan  Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin resmi dilantik dalam Sidang Paripurna Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Minggu (20/10/2019).

Mengawali sebagai kepala negara, Jokowi menyatakan setidaknya ada lima tugas prioritas yang adanya diwujudkan dalam masa jabatan keduanya, bersama Wapres Ma'ruf Amin.

Pertama ialah terkait pembagunan Sumber Daya Manusia (SDM). Targetnya membangun SDM yang pekerja keras, dinamis, terampil serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan serangkaian cara. Termasuk mengundang talenta-talenta global bekerja sama dengan Indonesia.

"Itupun tidak bisa diraih dengan cara-cara lama, cara-cara baru harus dikembangkan. Kita perlu endowment fund yang besar untuk manajemen SDM kita. Kerja sama dengan industri juga penting dioptimalkan. Dan juga penggunaan teknologi yang mempermudah jangkauan ke seluruh pelosok negeri," kata Jokowi pada sambutan perdananya.

Baca juga: Setelah Dilantik, Ini 5 Prioritas Kerja Pemerintahan Jokowi-Maaruf

Jokowi memaparkan, prioritas kedua ialah pembangunan infrastruktur yang akan tetap dianjutkan. Yakni infrastruktur yang menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi, yang mempermudah akses ke kawasan wisata, yang mendongkrak lapangan kerja baru. Sehingga upaya ini mampu mengakselerasi nilai tambah perekonomian rakyat

"Ketiga, segala bentuk kendala regulasi harus kita sederhanakan, harus kita potong, harus kita pangkas. Pemerintah akan mengajak DPR untuk menerbitkan 2 undang-undang besar. Pertama, UU Cipta Lapangan Kerja. Kedua, UU Pemberdayaan UMKM," tuturnya.

Presiden menjelaskan, masing-masing UU tersebut akan menjadi omnibus law yaitu satu UU yang sekaligus merevisi beberapa UU. Ini titik beratkan pada UU yang dinilai menghambat penciptaan lapangan kerja dan menghambat pengembangan UMKM.

Lalu, rencana kerja keempat ialah penyederhanaan birokrasi akan dilakukan secara besar-besaran. Investasi untuk penciptaan lapangan kerja harus diprioritaskan dan prosedur yang panjang harus dipermudah, karena tujuannya untuk memangkas birokrasi yang panjang.

"Eselonisasi harus disederhanakan. Eselon I, eselon II, eselon III, eselon IV, apa tidak kebanyakan? Saya minta untuk disederhanakan menjadi 2 level saja, diganti dengan jabatan fungsional yang menghargai keahlian, menghargai kompetensi," ungkapnya.

"Saya juga minta kepada para menteri, para pejabat dan birokrat, agar serius menjamin tercapainya tujuan program pembangunan. Bagi yang tidak serius, saya tidak akan memberi ampun. Saya pastikan, pasti saya copot," tegas dia.

Prioritas terakhir Jokowi yakni melakukan transformasi ekonomi. Ia menilai, sudah seharusnya Indonesia bertransformasi dari ketergantungan pada sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur.

"Dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," sebutnya.

Baca juga: Bambang Brodjonegoro soal Pemangkasan Eselon: Menurut Saya Itu Bagus...

Keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah tahun 2045

Selain memiliki lima prioritas kerja pada masa jabatan 2019-2014, Jokowi-Ma'ruf juga punya cita-cita lain buat Indonesia di masa depan atau sebab usia Indonesia berdiri. Yakni bisa ke bisa keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah pada tahun 2045.

"Mimpi kita, cita-cita kita di tahun 2045 pada satu abad Indonesia merdeka mestinya, Insya Allah, Indonesia telah keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah," kata Jokowi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com