Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ingin Indonesia Masuk 5 Ekonomi Terbesar Dunia di 2045, Apa Syaratnya?

Kompas.com - 21/10/2019, 07:44 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam pidato pelantikannya, Presiden Joko Widodo ingin agar Indonesia bisa masuk dalam lima besar ekonom dunia dengan tingkat kemiskinan mendekati 0 persen di 2045 mendatang.

Dengan demikian, di tahun yang bertepatan dengan satu abad kemerdekaan itu, Indonesia sudah bisa terlepas dari jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap.

Direktur Riset Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, ada satu syarat yang harus dipenuhi dalam jangka menengah untuk keluar dari middle income trap, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Baca juga: Pidato Jokowi: Insya Allah, 2045 Indonesia Telah Keluar dari Jebakan Pendapatan Kelas Menengah

Berdasarkan perhitungannya, dalam 10 tahun ke depan, ekonomi Indonesia harus bisa tumbuh minimal 6,8 persen. Adapun saat ini, hingga akhir tahun ekonomi RI diperkirakan akan tumbuh sebesar 5 persen.

"Ini tidak mudah pastinya. Untuk bisa tumbuh di atas 5 persen saja selama ini sangat sulit," ujar Piter ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (20/10/2019).

Piter menilai, upaya pemeirntah untuk fokus meningkatkan kinerja perekonomian masih belum maksimal. Pemerintah belum melakukan sinergi untuk mengoptimalkan sumber daya ekonomi yang ada.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga belum menajadi tujuan utama semua Kementerian/Lembaga.

Baca juga: Dua Uppercut Jokowi untuk Kelas Menengah Indonesia

Piter menjelaskan, agar ekonomi RI dalam lima tahun ke depan bisa tumbuh di atas 6 persen, pemerintah perlu merombak total berbagai pendekatan dalam kebijakan ekonomi.

"Manfaatkan dan sinergikan kebijakan moneter fiskal dan sektor riil. Jadikan pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan utama semua kementerian dan lembaga. Jadikan KPI (Key Performance Indicator)-nya menter-menteri ekonomi," ujar dia.

Adapun Chief Economist PT Bank Permata (Tbk) Josua Pardede mengatakan, prioritas pembagunan pemerintah dalam lima tahhun ke depan, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur menjadi kunci agar Indonesia bisa terlepas dari jebakan pendapatan kelas menengah.

Pemerintah harus segera menuntaskan berbagai halangan yang selama ini menjadi penyebab cenderung rendahnya tingkat investasi dalam negeri jika dibandingkan dengan negara peers.

"Setidaknya dalam 5 tahun mendatang orioritas pemerintah jelas, SDM menjadi salah satu kunci, dan mungkin dapaknya belum akan kita rasakan dalam 5 tahun ke depan. Efeknya beyond 2024 baru kelihatan, dikombinasikan dengan inftsruktur, diharapkan bisa menjadi pondasi pembangunan kita supaya 2045 benar-benar bisa keluar dari middle income trap," ujar dia.

Baca juga: Menurut Sri Mulyani, Ini Syarat RI Keluar dari Middle Income Trap

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com