JAKARTA. KOMPAS.com - Luhut Binsar Pandjaitan kembali masuk dalam jajaran menteri kabinet pemerintahan Joko Widodo. Dalam Kabinet Indonesia Maju, Luhut ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Di periode keduanya ini, Luhut diminta Presiden untuk kembali mengurus masalah kemaritiman dalam rangka Indonesia menjadi poros maritim dunia. Selain itu juga mengatasi masalah hambatan-hambatan investasi.
Menduduki kursi menteri memang bukan barang baru bagi Luhut. Sebelum masuk dalam Kabinet Kerja, Luhut Pandjaitan pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2000 - 2001 saat Abdurrahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI 1999 - 2001.
Sebelum menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan, ia menjabat Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura.
Baca juga: Sering Berseberangan dengan Luhut, Ini Kata Menteri Susi
Pria yang mengawali karir di kemiliteran ini pada akhir 2014 hingga pertengahan 2015 menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan di era Kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang pertama.
Hingga kemudian, Agustus 2015 ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno
Dalam reshuffle Kabinet Kerja pada tanggal 27 Juli 2016, dia diangkat menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli.
Selain berkarier di pemerintahan, Luhut juga memiliki bisnis di bidang energi dan pertambangkan. Tahun 2004, dia merintis bisnis di bidang energi dan pertambangan melalui perusahaan yang dia dirikan, PT Toba Sejahtera Group.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai Menko Maritim, Luhut kerap menjadi sorotan. Dia pun kental dengan sebutan 'Menteri Segala Urusan'.
Baca juga: Luhut Pandjaitan, Menteri Segala Urusan dan Wewenang Seluas Lautan
Kerap memberikan tanggapan-tanggapan atas kritik kepada Jokowi, hingga menjadi Ketua Panitia IMF Wolrd Bank yang diadakan di Bali tahun lalu, membuat Luhut terlihat begitu sibuk menyelesaikan berbagai hal. Dia pun tak jarang adu pendapat dengan rekanan menterinya kala itu, salah satunya Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.