Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Umumkan Kabinet Baru, IHSG Melemah

Kompas.com - 23/10/2019, 10:14 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo baru saja melantik menteri-menteri baru pada Kabinet Maju untuk periode 2019-2024.

Adapun Indeks Harga Saham Gabungan terpantau terus merosot mulai dari pembukaan perdagangan hingga pukul 09.40 WIB telah terkontraksi 0,32 persen di level 6205,54.

Di pembukaan perdagangan, IHSG di buka melemah di level 6224,41 atau melemah 0,02 persen dibanding penutupan.

Adapun di pasar spot Bloomberg, nilai tukar rupiah juga melemah tipis 12 poin menjadi Rp 14.052 per dollar AS.

Peneliti Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menjelaskan, respon pasar jangka pendek seperti pergerakan IHSG yang terkoreksi tipis ini menunjukkan adanya kebingungan di kalangan pelaku pasar terhadap kabinet baru Presiden Jokowi.

Baca juga : Susunan Kabinet Jokowi Kian Jelas, IHSG Ditutup Menguat

Meskipun demikian, dia mengatakan respon pasar jangka pendek ini tidak bisa menjadi tolak ukur dari tujuan jangka panjang Presiden Jokowi dalam membangun pondasi ekonomi yang lebih kuat.

"Respon jangka pendek ini jadi modal, artinya ketika respon pasar diharapkan positif harapannya. Tapi ini jika dibandingkan 2014 jauh sekali lompatannya, yang tadinya rupiah dari merah ke biru, IHSG melompat, ini harus benar-benar menjadi tidak hanya evaluasi," ujar Enny dalam Laporan Khusus Kabinet Baru Jokowi di KOMPASTV, Rabu (23/10/2019).

"Tangtangan kabinet baru ini benar-benar diuji gimana mereka bisa menjawab kehawatiran pasar," ujar dia.

Enny mengatakan, kabinet baru Jokowi memiliki beban berat dalam membuktikan kepada pelaku pasar untuk meyakinkan kepada publik mengenai janji-janji Kepala negara ketika pelantikan di gedung DPR/MPR, Minggu (20/10/2019) lalu.

Baca juga: Profil 6 Menteri Baru Kabinet Jokowi Hasil Reshuffle

"Kalau kita lihat perkembangan jangka pendek (IHSG) ini makin turun. Kita ngga bisa bilang kalau ini punishment karena publik menilai ini bukan dream team, tapi PRnya gimana beliau-beliau bisa membuktikan kekhawatiran publik ini tidak beralasan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com