Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Menteri Bidang Ekonomi dari Parpol, Ini Tanggapan Sri Mulyani

Kompas.com - 23/10/2019, 18:34 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyaknya Menteri bidang ekonomi yang berasal dari partai politik memberi warna baru dalam baru susunan kabinet Presiden Joko Widodo, Kabinet Indonesia Maju.

Bahkan, Menteri Koordinator yang di periode sebelumnya dipegang oleh kalangan profesional, yaitu Darmin Nasution, kini juga dipegang oleh politisi sekaligus Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Sebelumnya, Airlangga menjabat sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Kerja.

Baca juga: Kembali Jadi Menkeu, Sri Mulyani Berterima Kasih pada Suami

Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, dominasi parpol dalam jajaran menteri bidang ekonomi tidak akan mengganggu kinerja antar kementerian. Sebab menurut dia, Presiden telah memberi instruksi serta prioritas program yang jelas untuk setiap menteri.

"Kita di Kemenkeu banyak kabinet mantan jenderal, ketua partai politik, politisi, kita tetap bekerja sama dengan baik. Jadi mindset kita untuk kerjasama, karena prioritas program jelas oleh Pak Presiden," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Dia juga menyampaikan, keputusan-keputusan strategis terkait anggaran dilakukan di tataran kabinet, sebelum akhirnya dibawa ke DPR yang juga memerlukan proses politik.

Baca juga: Profil Menkeu Sri Mulyani, Aura Kuat Sang Srikandi...

Sehingga Sri Mulyani menilai banyaknya porsi politisi dalam jajaran kementerian bidang ekonomi tidak akan mengganggu kinerja untuk mendorong perekonomian.

"Saya enggak melihat sebagai suatu kendala, kita menganggap ini suatu dinamika baru yang diharapkan bisa meningkatkan kinerja secara lebih baik," ujar dia.

Adapun Direktur Riset Centre of Reform on Economic (CORE) Piter Abdullah merasa pesimistis dengan komposisi kabinet di bidang ekonomi.

Baca juga: Jadi Menko Perekonomian, Begini Profil Airlangga Hartarto

Dia menilai hampir setiap pos kementerian tidak menjanjikan adanya masa depan ekonomi yang lebih baik.

"Tidak mungkin berharap adanya terobosan-terobosan ekonomi dengan komposisi tim ekonomi sekarang ini," ujar Piter ketika dihubungi Kompas.com.

Namun demikian, dia sebenarnya tidak memersalahkan jika pos-pos kementerian ekonomi yang strategis diisi dari partai politik.

Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo baru saja melantik menteri-menteri di kabinet terbarunya.

Menteri-menteri di bidang perekonomian sebagian besar berasal dari partai politik, seperti Menteri Perdagangan (Mendag) yang dijabat Agus Suparmanto, yang merupakan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Lalu, Airlangga Hartarto selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang merupakan Ketua Umum Partai Golkar.

Menteri Perindustrian (Menperin) yang juga dijabat politisi Golkar, Agus Gumiwang serta Menteri Pertanian yang dipegang Syahrul Yasin Limpo yang meruapakan politisi Partai Nasdem. 

Kemudian Menteri Perencanaan Pembangunan (PPN)/Bappenas Suharso Monoarfa berasal dari Partai Persatuan Pembangunan, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang merupakan Wakil Ketua Umum Gerindra, juga Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah yang merupakan politisi Partai Kebangkitan Bangsa.

Baca juga: Suharso Jadi Kepala Bappenas, Ini Profilnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com