Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Minta Kabinet Baru Prioritaskan Dua Hal Ini

Kompas.com - 24/10/2019, 13:20 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para investor meminta tim ekonomi kabinet Pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin memprioritaskan dua hal. Adapun hal pertama adalah penyelesaian masalah pengangguran.

Permintaan itu terangkum dalam survei Katadata Investor Confidence Index (KICI) yang dilakukan terhadap 272 investor institusi.

Saat para responden diminta memilih isu prioritas yang harus diselesaikan tim ekonomi kabinet baru, sebanyak 83 persen investor menganggap pengangguran merupakan masalah yang sangat mendesak (prioritas).

Baca juga: Erick Thohir Ingin Posisi Wakil Menteri BUMN Diisi 3 Orang

Sementara itu 15 persen menjawab netral, sedangkan sisanya menganggap pengangguran tidak prioritas.

“Responden menilai masalah pengangguran merupakan hal yang paling perlu diprioritaskan untuk segera ditangani,” kata Panel Ahli Katadata Insight Center, Damhuri Nasution melalui keterangan pers, Kamis (24/10/2019).

Adapun dalam 4 tahun terakhir tingkat pengangguran memang telah menurun signifikan dari 6,18 persen per Agustus 2015 menjadi 5,26 persen per Agustus 2018.

Kendati menurun, kata Damhuri, bila ditambahkan dengan persentase penduduk yang setengah menganggur, maka persentasinya akan cukup besar.

"Jumlah penduduk setengah menganggur sudah sebanyak 6,62 persen. Kalau digabungkan, maka persentasenya menjadi cukup besar, hampir 12 persen," ucapnya.

Baca juga: Banyak Menteri Bidang Ekonomi dari Parpol, Ini Tanggapan Sri Mulyani


Di samping itu, ada pula sebagian masyarakat yang terpaksa bekerja di sektor informal karena keterbatasan lapangan kerja di sektor formal.

“Itulah sebabnya banyak masyarakat merasa mencari pekerjaan masih sulit,” ujar Damhuri.

Masalah kedua yang perlu diprioritaskan selain pengangguran adalah masalah defisit transaksi berjalan di tengah pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah.

Sebanyak 79 persen responden menilai defisit transaksi berjalan merupakan masalah prioritas bagi tim ekonomi.

Data BPS mencatat, neraca dagang RI pada bulan September telah mengalami defisit mencapai 160 juta dollar AS. Sementara itu, sepanjang tahun berjalan dari Januari-September 2019, defisit tercatat mencapai 1,95 miliar dollar AS.

“Defisit ini, tentu akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.

Baca juga: Cerita Jonan Ditanyai Istrinya Saat Harus Lepas Jabatan Menteri...

Di sisi lain, masalah undang- undang ketenagakerjaan justru dianggap prioritas paling rendah bagi para investor. Sebanyak 53 persen investor menganggap masalah ini prioritas, sedangkan 34 persen menjawab netral, sisanya menganggap tidak prioritas.

Sebagai informasi, pendapat investor mengenai isu prioritas tim ekonomi kabinet dijaring lewat survei Katadata Investor Confindence Index (KICI) yang dilakukan pada 12-26 September 2019.

Responden survei ini terdiri dari 272 investor institusi dari Manajemen Investasi, Dana Pensiun dan Asuransi. Total dana kelola responden survei ini mencapai lebih Rp 700 triliun. Survei ini dilakukan setiap tiga bulan sekali.

Baca juga: Ekonom: Menko Pilihan Jokowi Beri Harapan Perbaikan ke Pelaku Pasar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Cek Syaratnya

Work Smart
HM Sampoerna Tunjuk Ivan Cahyadi Jadi Presiden Direktur

HM Sampoerna Tunjuk Ivan Cahyadi Jadi Presiden Direktur

Whats New
Wapres Minta Manfaat Ekonomi Syariah Bisa Dirasakan Masyarakat

Wapres Minta Manfaat Ekonomi Syariah Bisa Dirasakan Masyarakat

Whats New
Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Whats New
Rupiah Tertekan, 'Ruang' Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Rupiah Tertekan, "Ruang" Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Whats New
Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com