LOMBOK, KOMPAS.com - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen mengatakan, pihaknya tak akan memasang target tinggi pasar modal pada 2020. Hal ini lantaran berbagai lembaga perekonomian dunia memprediksi adanya perlambatan ekonomi global tahun depan.
Perlambatan ekonomi global akan berdampak kepada melambatnya perekonomian hampir seluruh negara, termasuk Indonesia.
"Dunia sudah koreksi pertumbuhan, suka atau tidak perlambatan ekonomi akan terjadi, tapi semua bukan hanya Indonesia. Rasanya kalau kami buat target terlalu optimis, kami jadi orang aneh sendiri," kata Hoesen dalam acara media gathering di Lombok, Jakarta (25/10/2019).
Baca juga: Periode Kedua Jokowi, Dirut BEI Ingin Lebih Banyak BUMN Melantai di Bursa
Meskipun demikian, Hoesen masih optimis dengan kinerja pasar modal tahun depan. Sebab, pertumbuhan investor di sektor retail terus bertambah. Hal itu bisa ikut mendorong pertumbuhan likuiditas di pasar modal.
Selain itu, koreksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pun tak sebesar negara-negara lain, baik di kawasan Asia-Pasifik, maupun Eropa dan Amerika.
Bank Dunia baru-baru ini mengoreksi proyeksi pertumbuhan RI tahun depan dari 5,2 persen jadi hanya 5 persen.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Dana Moneter Internasional (IMF)
"Tahun depan kurang lebih tidak akan jauh berbeda dengan kondisi hari ini. Tapi kami punya optimis terhadap investor retail," kata Hoesen.
Baca juga: Grand Indonesia dan Plaza Indonesia Gelar Pesta Diskon Akhir Tahun
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.