Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Baik Bayar Tagihan Kartu Kredit Ketimbang Utang Lainnya, Mengapa?

Kompas.com - 27/10/2019, 07:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sulitnya mengajukan pinjaman tidak hanya pada bank tempat Anda mempunyai utang kartu kredit, tetapi juga pada bank lain. Sebelum memberi pinjaman, bank akan mengecek jejak kredit terlebih dahulu di Bank Indonesia. Apabila kredit macet pernah terjadi, pengajuan pinjaman sudah pasti ditolak.

4. Pemblokiran Kartu Kredit oleh Bank

Salah satu cara yang bisa dicoba apabila utang kartu kredit tak kunjung lunas adalah menutupnya. Penutupan ini bertujuan untuk mencegah timbulnya utang baru yang dapat memperburuk kondisi finansial saat ini.

Sangat disayangkan memang, tetapi mau bagaimana lagi. Cara ini justru akan sangat menolong Anda dari potensi munculnya hutang yang baru.

Anda yang dulunya sering bertransaksi dengan kartu kredit kini harus merelakan kepergian kartu sakti ini untuk sementara waktu. Dengan demikian, Anda bisa fokus membayar hutang-hutang yang tersisa.

Tetapi tenang, Anda bisa kembali mengajukan pembuatan kartu kredit di masa mendatang. Hanya saja, prosedur pembuatannya akan sangat lama karena bank akan sangat mempertimbangkan pengajuan baru ini. Selain itu, limit yang diberikan juga tidak bisa sebesar kartu kredit lama.

Baca Juga: Cara Pintar Kelola Utang Agar Tak Jadi Utang Buruk

Dampak Pembayaran Tagihan Utang Lain yang Menunggak

1. Wajib Membayar Denda

Berbeda dengan kartu kredit yang membebankan bunga besar kepada nasabah yang terlambat membayar cicilan. Untuk tagihan biasa, Anda hanya perlu membayar denda keterlambatan yang jumlahnya cukup bervariasi antara tagihan yang satu dan yang lain.

Besarnya denda yang dibayar mengacu pada kebijakan masing-masing kebijakan perusahaan yang menagih. Tetapi tenang, biaya denda yang dibayar tidak sebesar bunga kartu kredit. Pembayaran denda bisa dikatakan cukup terjangkau.

Meski terjangkau, bukan berarti Anda jadi telat membayar tagihan ya! Jika tagihan bisa dibayarkan tepat waktu, bayarkan secara tepat waktu. JIka tidak, lebih baik terapkan sistem pembayaran autodebet secepat mungkin.

2. Pembayaran Tagihan Jadi Dua Kali Lipat

Sama seperti kartu kredit. Apabila tagihan bulan ini tidak bisa dibayar, maka besarnya biaya akan dibebankan pada tagihan di bulan berikutnya. Biaya yang dibayarkan nanti sudah termasuk biaya denda keterlambatan dan administrasi.

Jika tanggal pembayaran tagihan sudah hampir dekat, sebaiknya bayarkan tagihan dengan segera. Jangan tunggu sampai tagihan jatuh tempo karena Anda tidak pernah tahu apa yang terjadi di hari esok. Bisa saja Anda mendadak sibuk sehingga tidak sempat membayar.

Untuk mempermudah proses pembayaran, gunakan sistem autodebet atau aplikasi membayar tagihan. Kurang dari 5 menit saja, maka tagihan bisa dibayar lunas asalkan saldo yang ada di dalam aplikasi mencukupi.

3. Akan Kesulitan Mengatur Finansial

Mengatur finansial akan bertambah sulit ketika Anda mempunyai banyak utang, meskipun pada dasarnya jumlah utang sangatlah kecil. Karena kalau hutangnya digabung, maka jumlahnya bisa menjadi sangat besar.

Terlebih lagi kalau utang bulan lalu juga tidak bisa dibayar. Jangan pernah menyepelekan utang yang jumlahnya kecil. Meskipun kecil, jumlahnya ini akan tetap berpengaruh pada kondisi finansial saat ini.

Agar hal ini tidak terjadi secara berkelanjutan, sebaiknya buatlah pengalokasian dana khusus untuk masing-masing utang sejak awal. Dengan demikian, tugas akan semakin berkurang karena Anda tidak perlu mengalokasikan dana saat utang jatuh tempo.

Kelokas Utang dengan Baik

Lebih baik mana, mendahulukan pembayaran cicilan kartu kredit atau tagihan lain? Jawabannya bayar keduanya secara bersamaan. Anda tidak perlu mendahulukan pembayaran yang satu dan mengabaikan pembayaran lain.

Apalagi kalau tanggal jatuh tempo pembayaran hanya berselang satu atau dua hari saja. Coba disiplinkan diri saat membayar kewajiban untuk mencegah pembengkakan utang. Oleh karena itu, mengelola utang dengan baik sangat penting untuk selalu diperhatikan dan dilakukan.

 

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dengan Cermati.com dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com