Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Suku Bunga Terus Turun, Reksa Dana Terproteksi Bisa Menjadi Pilihan Investasi

Kompas.com - 27/10/2019, 18:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) kembali turun bulan ini ke angka 5 persen. Hal ini menjadikan reksa dana terproteksi masih layak untuk dicermati oleh investor.

Tingkat return reksa dana terproteksi dinilai masih tinggi dibandingkan instrumen lainnya. Apalagi, reksadana terproteksi yang berisi surat utang negara korporasi diprediksi masih bisa memberikan return lebih dari 7 persen.

Kepala Riset Infovesta Utama Wawan Hendrayana berpendapat bahwa reksa dana terproteksi ini justru menarik di tengah suku bunga acuan BI yang turun.

Baca juga : Punya Investasi Reksa Dana? Mainkan Strategi Ini Biar Raup Untung

 

Dia bilang, tren penurunan suku bunga ini memicu investor memilih reksa dana terproteksi dibandingkan dengan deposito. "Justru reksa dana terproteksi ini menarik karena deposito turun terus," ujar Wawan sebagaimana dikutip dari Kontan.co.id, Minggu (27/10/2019).

Wawan menyebutkan bahwa untuk saat ini, return reksa dana terproteksi yang berisi surat utang negara masih berada di 6,5 persen. Sementara reksa dana beraset surat utang korporasi jauh lebih tinggi, tergantung peringkat.

Dia melihat, saat ini adalah waktu yang tepat untuk masuk reksa dana terproteksi. "Saya lihat suku bunga BI masih bisa turun di tahun depan sampai 4,5 persen sehingga menarik untuk masuk reksa dana terproteksi saat ini," jelas Wawan.

Senada, Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja menilai, meskipun return sedikit turun akibat suku bunga BI turun, reksa dana terproteksi masih menarik. Ini karena spread dengan produk sejenis reksadana terproteksi masih besar.

"Dibanding deposito, meski tenor tidak sama panjang, reksa dana terproteksi tetap jauh lebih menarik," ujar Eric.

Eric menambahkan, reksa dana terproteksi masih akan menarik hingga tahun depan. "Yang akan membuat reksa dana terproteksi kurang menarik yaitu ketika pajak atas bunga naik dari 5 persen ke 10 persen yaitu di tahun 2021," jelas Eric.

Wawan menambahkan selain penurunan suku bunga, isu resesi global menyebabkan reksadana terproteksi layak dicermati.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+