Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot Nasabah Milenial, BJB Lakukan Hal Ini

Kompas.com - 28/10/2019, 09:43 WIB
Reni Susanti,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Bank BJB semakin serius menggenjot jumlah nasabah milenial. Hal ini dengan melakukan beberapa perubahan yang dilakukan bank tersebut.

“Saat ini, dari 4 juta account nasabah Bank BJB, 50 persennya milenial,” ujar Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi kepada Kompas.com di Bandung, Senin (28/10/2019).

Yuddy mengatakan, karakter milenial dalam mengakses perbankan memang berbeda dengan generasi sebelumnya. Milenial selalu ingin ada perubahan- perubahan dalam bertransaksi keuangan.

Baca juga: Pengusaha Senior Vs Milenial, Mana yang Harus Diprioritaskan Pemerintah?

Misal, milenial lebih senang menggunakan mobile banking, QR code, kemudian membandingkan dengan bank yang lain.

Dari perbandingan tersebut, jika nasabah milenial menemukan yang lebih baik dan murah, mereka akan pindah.

“Begitu cairnya milenial dalam bertransaksi keuangan,” tuturnya.

Karena itu, untuk menggenjot nasabah milenial, pihaknya terus mengembangkan mobile banking yang sifatnya digitalisasi. Pengembangan dari mobile banking saat ini yang masih berbasis SMS banking.

“Mudah-mudahan di akhir tahun ini, beberapa program digitalisasi bisa di-launching," sebutnya.

Baca juga: Riset: Banyak Menabung dan Kurangi Belanja, Milenial Lebih Bahagia

Tak hanya itu, pihaknya juga menggelar Festival Literasi Keuangan akhir pekan lalu dengan kemasan acara menarik.

Salah satunya, menghadirkan pembicara berlatar belakang pelaku usaha sukses dari kalangan milenial seperti PT Crowde, blibli.com dan Fourspeed Metalwerks.

Pihaknya juga mengunjungi sejumlah kampus agar para mahasiswa lebih melek literasi dan inklusi keuangan.

Salah satu tujuan dari berbagai upaya ini tentunya meningkatkan jumlah nasabah milenial. Untuk target pertumbuhan nasabah milenial, ia masih menghitungnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Barat, Triana Gunawan mengatakan, pada 2013, angka inklusi keuangan belum mencapai 60 persen, kemudian meningkat jadi 68 persen pada 2016.

“Tetapi data terbaru, angka inklusi secara nasional telah mencapai 75 persen atau telah mencapai target tahun ini," imbuh dia.

Tantangan ke depan, sambung dia, meningkatkan angka literasi keuangan yang saat ini masih di bawah 30 persen.

Artinya, tingginya angka inklusi namun literasi rendah, menunjukan banyak yang telah terkoneksi perbankan namun belum paham layanan perbankan secara penuh.

Baca juga: Rhenald Kasali Sebut Milenial Mesti Berlari Kencang, Kenapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com