Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Tak Akan Izinkan Boeing 737 MAX Terbang Lagi, kecuali...

Kompas.com - 28/10/2019, 10:04 WIB
Rina Ayu Larasati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Reuters

WASHINGTON,KOMPAS.com - Amerika Serikat tidak akan mengizinkan Boeing 737 MAX untuk terbang lagi, kecuali masyarakat dan pembuat kebijakan di AS yakin 99,9 persen pesawat itu aman.

Seperti dikutip dari Reuters, Senin (28/10/2019), Senator Roger Wicker, politisi Partai Republik yang mengetuai Komite Perdagangan Senat, menegaskan, dua kecelakaan yang menimpa 737 MAX tidak seharusnya terjadi.

"Jelas kecelakaan itu tidak harus terjadi dan saya pikir tidak ada perhatian yang cukup terhadap bagaimana pilot yang berbeda akan bereaksi terhadap sinyal di kokpit," ucap Roger Wicker, Jumat (25/10/2019) waktu setempat.

Baca juga: KNKT: Ada 9 Faktor Utama Penyebab Pesawat 737 MAX Lion Air jatuh

Selasa (29/10/2019), Kepala Eksekutif Boeing Dennis Muilenburg akan memberikan keterangan selama dua hari di hadapan panel Senat AS mengenai dua kecelakaan yang menimpa 737 MAX.

Hal itu bertepatan dengan peringatan kecelakaan Lion Air 737 MAX di Indonesia, kecelakaan pertama yang terjadi dari dua kecelakaan dalam kurun waktu lima bulan dan menewaskan total 346 orang.

Berbagai laporan menyebutkan bahwa Boeing gagal mengantisipasi mengenai respons pilot terhadap keadaan darurat di kokpit 737 MAX.

Sementara otoritas penerbangan AS (Federal Aviation Administration/FAA) telah menghabiskan berbulan-bulan untuk meninjau peningkatan perangkat lunak yang diusulkan Boeing ke sistem keselamatan utama dan pelatihan serta perubahan sistem lain.

Baca juga: Eropa Akan Izinkan Boeing 737 MAX Kembali Terbang

Namun, ada perkiraan bahwa FAA tidak akan mengizinkan pesawat untuk kembali ke mengudara paling lambat hingga Desember.

"Pesawat itu tidak akan terbang kecuali 99,9 persen dari publik di Amerika dan pembuat kebijakan Amerika yakin bahwa itu benar-benar aman," kata Wicker.

Menurut dia, pihaknya berencana untuk meningkatkan komunikasi Boeing dengan FAA selama pengembangan 737 MAX dan "hubungan antara regulator dan produsen" selama persidangan.

"Pertanyaan utamanya adalah bagaimana kita dapat memiliki tingkat keamanan yang memastikan hal yang sama tidak akan terjadi lagi," kata Wicker.

Wicker berharap bisa melihat hasil dari semua investigasi yang beragam sebelum melanjutkan ke langkah legislatif dan apakah Kongres harus mereformasi praktik FAA dalam menetapkan beberapa tugas sertifikasi untuk Boeing dan produsen lain.

"Jelas ada gangguan dalam sistem di suatu tempat dan jelas perubahan perlu dilakukan," kata Wicker.

"Kita perlu memastikan (737 MAX) seaman mungkin secara manusiawi," kata dia.

Baca juga: Karena 737 MAX, Boeing Digugat Rp 1,4 Triliun oleh Asosiasi Pilot

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com