Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boeing Dituduh Pentingkan Untung Ketimbang Keselamatan

Kompas.com - 30/10/2019, 17:51 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON, KOMPAS.com - Parlemen AS menuduh pabrikan pesawat Boeing terlibat dalam 'pola pengabaian yang disengaja' ketika meminta persetujuan agar pesawat Boeing 737 MAX dapat terbang.

Dilansir dari BBC, Rabu (30/10/2019), tuduhan tersebut dilontarkan ketika CEO Boeing Dennis Muilenberg diinterogasi oleh Komite Perdagangan Senat AS.

Para anggota Senat menyatakan mereka memiliki kekhawatiran serius bahwa Boeing lebih mementingkan laba ketimbang keselamatan, lantaran buru-buru meminta persetujuan atas 737 MAX 8.

Dua pesawat Boeing 737 MAX 8 jatuh dan menewaskan total 346 orang. Muilenberg menyatakan Boeing telah membuat kesalahan.

"Kami semua belajar dari dua kecelakaan tersebut dan mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan," ujar Muilenberg.

Baca juga: CEO Boeing soal 737 MAX: Kami Tahu Telah Melakukan Kesalahan...

Pada Oktober 2018, pesawat Boeing737 MAX 8 yang dioperasikan Lion Air jatuh. Kejadian itu menewaskan 189 orang.

Berselang lima bulan, pesawat jenis sama yang dioperasikan Ethiopian Airlines jatuh dan menewaskan 157 orang. Peristiwa itu terjadi setelah terbit larangan terbang atas pesawat Boeing 737 MAX.

Para anggota Senat menuduh Boeing menyadari permasalahan pada sistem kontrol otomatis (MCAS) di pesawat Boeing 737 MAX 8. MCAS diidentifikasi sebagai faktor penyebab dalam dua kecelakaan naas tersebut.

Senator Richard Blumenthal menyatakan Boeing telah buru-buru dalam proses pengajuan izin dan terlibat dalam pola pengabaian yang disengaja.

Menurut Blumenthal, pilot-pilot telah salah memahami MCAS dan akibatnya Boeing menciptakan 'peti mati terbang.'

Baca juga: AS Tak Akan Izinkan Boeing 737 MAX Terbang Lagi, kecuali...

Senator juga mengkritik proses regulasi, mengatakan ada 'kenyamanan' yang berlebihan antara Boeing dan pejabat keselamatan di Administrasi Penerbangan Federal (FAA).

Blumenthal menggambarkan proses sertifikasi AS sebagai 'benar-benar rusak.'

Adapun Muilenburg mengatakan, Boeing mendukung 'pengawasan kuat,' tetapi menolak mendukung peningkatan otoritas FAA, yang telah dikritik karena mendelegasikan terlalu banyak pengawasannya kepada pejabat perusahaan.

Muilenburg mengatakan keselamatan ditingkatkan dengan memanfaatkan keahlian teknis industri.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

Whats New
Harga Emas Dunia Anjlok, Ini Penyebabnya

Harga Emas Dunia Anjlok, Ini Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com