Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos BCA Sebut 30 Persen Dananya Tersedot SBN Ritel

Kompas.com - 31/10/2019, 17:39 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah sejak awal tahun hingga Oktober 2019 telah 9 kali menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel.

Adapun hingga akhir tahun, pemerintah melalui Kementerian Keuangan akan menerbitkan 10 SBN ritel dengan seri terakhir ST-006 yang akan ditawarkan perdana November nanti.

Pihak perbankan mengatakan, tingginya frekuensi penerbitan surat berharga pemerintah dengan bunga yang kompetitif memicu terjadinya perebutan dana di pasar keuangan dan membuat likuiditas menjadi ketat.

Bahkan, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (KOMPAS100: BBCA) mengatakan ketika pemerintah menerbitkan SBN ritel, hampir 30 persen dana pihak ketiga (DPK) bank swasta terbesar di Indonesia tersebut tersedot masuk ke SBN.

"Kalau untuk surat berharga memang betul tiap kali ada keluaran ritel pasti kami bahas. Tetapi kami sendiri mendukung, bahkan kami sudah luncurkan sebuah apps yang sangat mudah dengan Rp 2 juta sudah bisa ikut berinvestasi ke SBN," ujar dia di depan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur BI Perry Warjiyo dan Kepala Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso di Jakarta, Kamis (31/10/2019).

Baca juga: Semester I 2019, Pemerintah Tarik Utang Rp 241,2 Triliun Lewat SBN

Sampai kuartal III-2019, total DPK BCA tumbuh sebesar 10,4 persen menjadi 683,1 triliun. Dari total tersebut, kontribusi dana murah atau current account saving account/CASA (tabungan dan giro) mencapai 75,2 persen.

Sedangkan CASA sendiri tumbuh 7,6 persen menjadi 513,9 triliun.

Sri Mulyani sebelumnya sempat mengatakan, saat dirinya jor-joran menerbitkan SBN ritel, memang terdapat pimpinan perbankan yang mencoleknya, termasuk Jahja.

Pasalnya, yang dia harapkan adalah adanya peralihan dana dari orang-orang yang tadinya berinvestasi di sektor riil seperti emas dan tanah ke SBN.

Peralihan yang terjadi bukan hanya dari investor yang menanamkan dananya di deposito.

"Memang sempat waktu kami keluarkan banyak sekali SBN ritel, saya dapat SMS dari Pak Jahja, 'Bu kenapa Ibu keluarin?'" ujar Sri Mulyani.

Baca juga: 2020, Pemerintah Berencana Terbitkan SBN Senilai Rp 389,3 Triliun

Sri Mulyani pun memaparkan, dengan diterbitkan SBNritel yang ditawarkan dalam nominal kecil bisa membuat pilihan instrumen investasi masyarakat menjadi lebih beragam.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menginginkan agar kesadaran untuk berinvestasi di dalam negeri kian meningkat.

"Surat berharga masih sagat attractive, dengan peringkat surat utang kita yang investment grade, tingkat inflasi yang rendah, serta pertumbuhan ekonomi yang resillience, Indonesia tetap jadi negara tujuan investasi," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com