Pasalnya kedua sektor ini menyumbang proporsi penggerak IHSG terbesar yakni sebesar 33,15 persen dan dan 16.93 persen.
"Dari sektor finance tentu biasanya karena bank ingin menutup buku dengan performa yang baik sementara dari sektor consumer karena adanya peningkatan konsumsi dan pembelian seiring dengan hari raya Natal," tambah Cathy
Sentimen window dressing menurut Kiswoyo akan berlangsung sepanjang akhir November hingga akhir Desember.
Menyambut window dressing, Cathy menyaran investor ritel agar melakukan profit taking.
Baca juga: Menhub: Boeing Harus Bertanggung Jawab ke Penumpang dan Maskapai
Analis Bina Artha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menyatakan terdapat banyak sektor yang juga menarik untuk diakumulasikan dalam periode window dressing.
"Sektor finance ada BBRI, BMRI, BBNI, BBTN, dan BBCA itu juga menarik untuk dicermati. Kemudian kalau dari sisi infrastruktu bisa mencermati TLKM , kemudian ada juga WIKA, WSKT, ADHI itu juga menarik di cermati. Untuk industri dasar dan manufaktur bisa mencermati ASII ada juga WSBP, WTON. Kemudian sektor konsumer , sektor ini penting ada HMSP, GGRM, UNTR, lalu ada sektor pertambangan itu juga masih menarik potensial ADRO, PTBA itu juga menarik dicermati dan INCO juga menarik. Kelihatannya si itu yang saya pikir paling penting. Memang potensial kalau window dressing bisa dimanfaatkan dengan baik," kata Nafan. (Irene Sugiharti)
Baca juga: Kominfo Ungkap Sisi Negatif Tol Langit Palapa Ring, Apa Itu?
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Menanti window dressing, simak rekomendasi dari analis berikut