Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Nilai Tukar Rupiah Tak Terpengaruh Kondisi Global

Kompas.com - 01/11/2019, 16:10 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia menyatakan nilai tukar rupiah bergerak relatif stabil, tidak terpengaruh signifikan atas kondisi ekonomi global dan penurunan suku bunga acuan The Fed terakhir kali.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah yang stabil ini justru terdorong oleh kondisi supply dan demand dari pasar domestik. Untuk itu, dia pun mengucapkan terimakasih oleh perbankan dan dunia usaha yang menjaga stabilitas itu.

"Jadi tidak ada pengaruh yang signifikan mengenai apa yang terjadi di global, termasuk juga penurunan suku bunga The Fed," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Terkait penurunan suku bunga The Fed, Perry menyebut The Fed lebih bersikap hawkish cut. Meski menurunkan suku bunga, kata Perry, The Fed menyiratkan pernyataan kemungkinan penurunan suku bunga ke depan di AS berprobabilitas kecil.

Baca juga : Pasar Cermati Langkah Menkeu Sri Mulyani, Rupiah Menguat

"Semula saya sampaikan, setelah penurunan The Fed bulan sebelumnya, akhir tahun ini tidak ada lagi penurunan, baru kuartal I tahun depan (penurunan lagi). Dan kami paham market memang memperkirakan probabilitasnya tinggi," ucap Perry.

Perry mengatakan, kondisi ini membuat aliran modal asing tetap berkembang karena kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia tidak terpengaruh oleh penurunan suku bunga acuan.

Tidak hanya itu, Perry menjelaskan nilai tukar rupiah di Rp 14.000 sudah berada di level yang stabil. Bahkan, posisinya kerap berada di bawah level Rp 14.000.

"Begitu di bawah itu (di bawah Rp 14.000), kemudian sejumlah korporasi yang membutuhkan dollar AS meningkatkan pembelian, baik untuk impor atau pembayaran," tutur Perry.

Tapi di satu sisi, eksportir juga menyuplai dan bergerak sesuai dengan mekanisme pasar. Hal tersebut tentu mendukung stabilitas nilai tukar dan menunjukkan masih ada ruang bagi rupiah untuk terus menguat. Buktinya, beberapa kali rupiah berada di bawah level Rp 14.000.

"Itu ada indikasi atau ruang bagi rupiah untuk menguat. Tentu saja dengan membuat inflasi lebih rendah dan juga prospek ekonomi yang cukup baik. Juga kredibilitas maupun konfiden terhadap kebijakan-kebijakan yang ada," pungkas Perry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com