HONG KONG, KOMPAS.com - Perekonomian Hong Kong tergelincir ke jurang resesi untuk pertama kalinya dalam 10 tahun pada kuartal III 2019.
Dilansir dari CNBC, Sabtu (2/11/2019), resesi dipicu peningkatan aksi protes anti pemerintah yang berakhir ricuh dan perang dagang AS-China yang tak kunjung usai.
Aksi protes yang telah berlangsung selama lima bulan telah memukul sektor ritel dan pariwisata Hong Kong. Hingga saat ini pun belum ada tanda-tanda aksi demonstrasi bakal mereda.
Aparat kepolisian pun memperketat pengamanan pada Kamis (31/10/2019) untuk mengantisipasi potensi bentrokan.
Baca juga: Ekonomi Hong Kong Masuk Jurang Resesi
Perekonomian Hong Kong terkontraksi 3,2 persen pada kuartal III 2019 menurut data awal otoritas. Ini merupakan kontraksi selama dua kuartal berturut-turut, memenuhi syarat teknikal resesi.
Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Hong Kong sempat terkontraksi 2,9 persen. Ini merupakan angka terendah bagi Hong Kong sejak krisis keuangan global tahun 2008-2009 silam.
"Permintaan dalam negeri memburuk secara signifikan," tulis pemerintah Hong Kong dalam pernyataannya.
"Sejalan dengan pelemahan kondisi ekonomi yang disebabkan lesunya sentimen konsumen dan demonstrasi skala besar menyebabkan gangguan pada sektor ritel, makanan, dan sektor-sektor terkait konsumen lainnya. Konsumsi swasta mencatat rekor penurunan pertama dalam lebih dari 10 tahun," imbuh pemerintah.
Baca juga: Google Hapus Game Berbau Demonstran Hong Kong
Pemerintah menyatakan dengan belum adanya tanda-tanda demonstrasi mereda, maka konsumsi swasta dan sentimen investasi akan terus terdampak.
Dalam laporan risetnya, Capital Economics menyatakan meskipun pertumbuhan ekonomi Hong Kong akan tetap terkontraksi pada kuartal IV 2019, namun lajunya diprediksi akan lebih lambat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.