Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Pandang Anda terhadap Uang Benar atau Salah? Cek di Sini

Kompas.com - 04/11/2019, 07:14 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Punya banyak uang memang sangat menyenangkan. Mau beli ini dan itu, makan di sana-sini, tak perlu pusing memikirkan semuanya. Dengan uang, orang bisa mendapatkan apapun yang diinginkan hari ini dan di detik ini pula.

Tetapi perlu diingat, ternyata banyak uang tak selalu menjamin kebahagiaan. Apabila cara pandang Anda terhadap uang salah, maka uang hanya akan membawa bencana bagi hidup.

Uang yang tadinya banyak perlahan-lahan akan habis hingga akhirnya tak punya apa-apa lagi untuk dibanggakan. Pastinya, Anda tak mau hal ini sampai terjadi, bukan?

Maka dari itu, segera ubah cara pandang terhadap uang. Tapi, apakah Anda sendiri sudah menyadari bagaimana cara Anda melihat uang? Benar atau salah cara Anda melihat uang, coba cek tanda berikut ini seperti dikutip dari Cermati.com.

1. Menjadikan Uang sebagai Alasan untuk Hidup Boros

Seseorang yang jarang memegang uang banyak kemungkinan besar akan kaget saat dia diberikan banyak uang. Perasaan kaget inilah yang membuat seseorang tidak berpikir panjang saat menggunakan uang.

Apa yang ada di depan mata, langsung saja dibeli selagi mempunyai uang. Apakah Anda termasuk orang yang demikian? Jika ya, cobalah untuk segera berubah.

Anda tidak boleh menjadikan uang sebagai alasan untuk hidup boros. Apapun ceritanya, Anda harus bisa berhemat karena masih ada pengeluaran untuk hari esok.

2. Pemasukan Tak Sesuai dengan Pengeluaran

‘Pasak lebih besar daripada tiang’ dialami banyak orang. Hal ini terjadi karena seseorang lupa atau bahkan mengabaikan yang namanya anggaran belanja.

Padahal anggaran inilah yang dapat membantu seseorang untuk berhemat setiap bulan. Membuat anggaran memang tak mudah, Anda harus meluangkan sebagian waktu untuk membuat anggaran yang paling tepat.

Tapi, tidak ada salahnya untuk dicoba. Toh, Anda juga sudah tahu jenis pengeluaran yang terjadi secara rutin setiap bulannya.

Baca Juga: Cara Melihat Kepribadian dari Memperlakukan Uang, yang Manakah Anda?

3. Beranggapan bahwa Kartu Kredit adalah Segalanya

Kartu kredit memberi banyak kemudahan, terutama dalam hal transaksi. Tetapi banyak yang menganggap kartu kredit sebagai sumber pemasukan, sehingga muncul dorongan untuk menggesek kartu tanpa memikirkan dampak dari tindakannya kala itu.

Perlu diingat kalau kartu kredit bukanlah gaji atau pundi-pundi rupiah yang bisa diambil dan dihabiskan kapan saja. Anda punya tanggung jawab untuk melunasi uang yang dipakai saat tagihan sudah jatuh tempo.

Jika tidak dibayar, lama-kelamaan tagihan akan menumpuk yang menyebabkan kondisi keuangan Anda hancur berantakan. Untuk itu, penting menggunakan kartu kredit dengan bijak.

4. Sistem Gali Lubang Tutup Lubang

Tak sedikit orang yang menerapkan prinsip gali lubang tutup lubang untuk urusan finansial. Prinsip ini sering diterapkan kala seseorang berutang. Nah, untuk melunasi utang-utang tersebut, seseorang rela meminjam uang kesana-kemari untuk membayar utangnya di tempat lain.

Hal ini disebabkan karena dari awal seseorang sudah salah dalam memandang uang, yakni cenderung tidak mempertimbangkan dampak dari perbuatannya saat ini di kemudian hari. Akibatnya, hidupnya pun menjadi melarat dari hari ke hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com