JAKARTA, KOMPAS.com - Sumbangan sektor manufaktur terhadap PDB Indonesia masih berada di bawah 20 persen, tepatnya di angka 19,5 persen.
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro selaku mengatakan hal itu artinya industri manufaktur Indonesia berada di tingkat waspada.
"Manufaktur kita dikatakan stabil nggak juga dikatakan naik nggak juga yang ada malah turun dan ini sejak tahun 1998 hingga saat ini kita nggak pernah berhasil membangun kembali peran manufaktur," ujarnya di Jakarta, Selasa (5/11/2019).
Ia menjelaskan apabila Indonesia ingin maju, manufaktur harus direvitalisasi guna menciptakan nilai tambah.
Baca juga : Setelah Ekonomi Digital, Pemerintah Harus Fokus Garap Manufaktur
Salah satunya dengan membuat manufaktur yang berbasis pengolahan sumber daya alam seperti memanfaatkan hasil pertanian pangan, buah-buahan dan perikanan.
"Kalau di bidang pertanian kita prioritaskan itu kita dorong para tani untuk meningkatkan produksi. Petani mendapatkan maanfaat dan industri mendapatkan kepastian sehingga petani kita mampu membuat produk yang bernilai tinggi," lanjutnya.
Sementara itu mengenai industri makanan di Indonesia tingkat keunggulannya jauh diatas industri lainnya. Karena dilihat dari output-nya, industri makanan sangat banyak membuka lapangan pekerjaan dan nilai ekspornya yang cukup besar.
"Dengan kita bekerjasama dan mengakomodir kita bisa melakukannya bersama-sama," tutupnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.