Kedua, dengan menerapkan Regional growth strategy dimana potensi daerah betul-betul dipetakan dan dikembangkan. Dalam waktu relatif singkat pertumbuhan ekonomi dapat terakselerasi sekaligus mengurangi ketimpangan ekonomi antar wilayah.
Salah satu indikator apakah arah ekonomi kita sudah mengarah terhadap strategi yang disebutkan, yakni melihat besarnya proporsi kredit terhadap sektor-sektor tersebut.
Sekadar contoh, komposisi pelaku usaha di Indonesia saat ini 99,99 persen merupakan pelaku UMKM dengan kontribusinya terhadap PDB sebesar 60 persen. Tetapi jika kita lihat distribusi pembiayaan perbankan hanya 20 persen saja yang disalurkan terhadap UMKM.
Sehingga dengan peningkatan akses dan penyaluran pembiayaan perbankan kepada UMKM maka daya dorongnya terhadap pertumbuhan akan sangat besar.
Baca juga: Menteri KKP: Indonesia Impor Garam karena Terpaksa
Demikian pula jika ketidaksesuaian penyaluran pembiayaan perbankan terhadap kebutuhan pembangunan didaerah dapat diperbaiki, efeknya terhadap ekonomi akan signifikan.
Pemerintahan baru harus memberikan harapan baru sehingga memberikan optimisme kepada pasar, karena pasar mengharapkan “gebrakan” baru dari tim ekonomi Indonesia Maju.
“Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi yang relatif lambat ini harus dijawab dengan kerja Tim Ekonomi kabinet baru yang harus lebih cepat” tutup Arif. (Noverius Laoli)
Baca juga: Pejabat Eselon Akan Dipangkas, Gaji dan Tunjangannya Ikut Dikurangi?
Artikel ini telah tayang di Kontan.o.id dengan judul: Ekonomi Indonesia melambat di kuartal III 2019, tim ekonomi harus bergerak cepat