Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggu Gerak Cepat Tim Ekonomi Baru Jokowi Jawab Pelemahan Ekonomi

Kompas.com - 06/11/2019, 05:45 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data pertumbuhan ekonomi triwulan III 2019 dimana produk domestik bruto Indonesia tumbuh sebesar 5,02 persen (yoy).

Pertumbuhan ini melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,05 persen, juga melambat dibandingkan kuartal yang sama pada tahun lalu yang tumbuh 5,17 persen.

"Selain itu, ekonomi nasional diperburuk dengan kondisi ekonomi global yang melambat dan risiko ketidakpastian yang meningkat," ujar Founder Sigman Phi Indonesia Arif Budimanta dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Selasa (5/11/2019).

Arif mengatakan, komponen ekspor bersih maupun investasi yang diharapkan tumbuh tinggi dan mengubah struktur PDB justru mengalami perlambatan yang cukup signifikan sehingga belum berhasil mentransformasi struktur PDB Indonesia yang hingga saat ini masih sangat didominasi oleh sektor konsumsi.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi 5,02 Persen di Kuartal III-2019, Ini Penyebabnya

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 lalu, andil investasi dan ekspor bersih terhadap pertumbuhan telah menurun. Pada tahun lalu pembentukan modal tetap bruto (PMTB) memiliki andil 2,24 persen terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan pada tahun ini hanya sebesar 1,38 persen.

Meskipun andil ekspor bersih membaik yakni dari -1,1 persen pada triwulan III 2018 menjadi positif 1,81 persen pada triwulan III 2019, tetapi lebih disebabkan karena impor yang terkontraksi 8,61 persen (yoy) sedangkan ekspor hanya tumbuh 0,02 persen.

Angka lain yang menjadi sorotan Arif adalah pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah yang hanya tumbuh 0,98 persen sehingga daya dorongnya terhadap perekonomian nasional hanya sebesar 0,08 persen pada triwulan III 2019 ini.

Kecilnya dorongan konsumsi pemerintah ini cukup mengejutkan karena biasanya pada kuartal III dan IV konsumsi pemerintah menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Baca juga: Lembaga Riset AS Ragukan Data Pertumbuhan Ekonomi RI, Ini Jawaban BPS

Arif menegaskan, selain mempercepat belanja pemerintah pada kuartal berikutnya, banyak potensi ekonomi nasional yang masih bisa dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan sekaligus mengubah struktur ekonomi menjadi lebih berkualitas dan berkeadilan.

Pertama, memanfaatkan tren penurunan suku bunga di tingkat global yang diiringi dengan banjir likuiditas di pasar keuangan global untuk mendorong kemajuan UMKM di Indonesia.

“Hasil simulasi yang kami lakukan jika kita mampu mendorong 10 persen dari pelaku UMKM untuk naik kelas mikro menjadi kecil, kecil menjadi menengah, dst) maka ekonomi kita dapat tumbuh 7,3 persen per tahun” ujar arif.

Baca juga: Ekonomi RI Tumbuh 5,02 Persen, Rupiah Ditutup Menguat

 

Kedua, dengan menerapkan Regional growth strategy dimana potensi daerah betul-betul dipetakan dan dikembangkan. Dalam waktu relatif singkat pertumbuhan ekonomi dapat terakselerasi sekaligus mengurangi ketimpangan ekonomi antar wilayah.

Salah satu indikator apakah arah ekonomi kita sudah mengarah terhadap strategi yang disebutkan, yakni melihat besarnya proporsi kredit terhadap sektor-sektor tersebut.

Sekadar contoh, komposisi pelaku usaha di Indonesia saat ini 99,99 persen merupakan pelaku UMKM dengan kontribusinya terhadap PDB sebesar 60 persen. Tetapi jika kita lihat distribusi pembiayaan perbankan hanya 20 persen saja yang disalurkan terhadap UMKM.

Sehingga dengan peningkatan akses dan penyaluran pembiayaan perbankan kepada UMKM maka daya dorongnya terhadap pertumbuhan akan sangat besar.

Baca juga: Menteri KKP: Indonesia Impor Garam karena Terpaksa

Demikian pula jika ketidaksesuaian penyaluran pembiayaan perbankan terhadap kebutuhan pembangunan didaerah dapat diperbaiki, efeknya terhadap ekonomi akan signifikan.

Pemerintahan baru harus memberikan harapan baru sehingga memberikan optimisme kepada pasar, karena pasar mengharapkan “gebrakan” baru dari tim ekonomi Indonesia Maju.

“Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi yang relatif lambat ini harus dijawab dengan kerja Tim Ekonomi kabinet baru yang harus lebih cepat” tutup Arif. (Noverius Laoli)

Baca juga: Pejabat Eselon Akan Dipangkas, Gaji dan Tunjangannya Ikut Dikurangi?

Artikel ini telah tayang di Kontan.o.id dengan judul: Ekonomi Indonesia melambat di kuartal III 2019, tim ekonomi harus bergerak cepat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com