Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HSBC: Perusahaan RI Paling Optimistis di Dunia

Kompas.com - 06/11/2019, 12:45 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan-perusahaan di Indonesia disebut memiliki pandangan yang lebih optimistis ketimbang perusahaan di kancah dunia, termasuk di wilayah Asia. Begitu kata HSBC yang mengacu pada survei bertajuk 'Navigator: Now, next and how'.

Optimisme tersebut menyangkut prospek bisnis jangka pendek, menengah, dan panjang.
Hal itu didasari oleh keyakinan bahwa sejumlah kebijakan ekonomi makro yang diambil pemerintah akan semakin memperkuat konsumsi domestik dan investasi.

"Para pebisnis di Indonesia memperlihatkan rasa optimisme yang sangat besar, dengan tingkat kepercayaan diri yang jauh lebih tinggi dibanding perusahaan-perusahaan lain di seluruh dunia, termasuk di wilayah Asia,” kata Deputi Direktur, Commercial Banking, PT Bank HSBC Indonesia Anurag Saigal dalam siaran pers, Rabu (6/11/2019).

Baca juga: Chatib Basri Beberkan Kunci Ekonomi RI Tetap Tumbuh di Atas 5 Persen

HSBC menyebutkan, sebanyak 9 dari 10 perusahaan Indonesia (90 persen) optimistis tentang pertumbuhan dibanding dengan setahun lalu.

Anurag menyebutkan, optimisme perusahaan di Indonesia itu berada di atas rata-rata negara di Asia Pasifik. Namun, tidak disebutkan data perbandingan rata-rata optimisme negara Asia-Pasifik atau secara global.

HSBC hanya menyebutkan bahwa negara dengan tingkat optimisme terdekat dengan Indonesia adalah Bangladesh dengan 74 persen dan India dengan 72 persen.

“Responden dari negara kepulauan memiliki prospek positif untuk tahun depan, juga untuk lima tahun ke depan. Mereka juga lebih optimistis tentang pertumbuhan mereka dalam 12 bulan terakhir, level yang jauh di atas rata-rata global,” tambah Anurag.

Baca juga: Terungkap, Alasan Jack Ma Pensiun dari Alibaba Group di Usia 55 Tahun

Terkait prospek masa depan, lebih dari setengah responden yang disurvei alias 54 persen memperkirakan penjualan mereka tumbuh 15 persen atau lebih. Angka itu jauh lebih tinggi daripada rata-rata global sebesar 22 persen dan Asia Pasifik sebesar 19 persen.

Anurag memprediksi, pertumbuhan pada tahun depan kemungkinan didorong oleh gabungan peningkatan fokus pada keberlanjutan dan pemasok (supplier) maupun bahan baku (raw materials) berkualitas tinggi.

Kedua hal tersebut mesti disokong oleh tenaga kerja yang terampil untuk meningkatkan produktivitas. Pengembangan bisnis juga diperlukan dengan pembukaan pasar baru dan pengenalan produk baru.

"Sehingga, dalam jangka waktu lima tahun, proporsi bisnis di Indonesia mengharapkan penjualan tumbuh 15 persen atau lebih mencapai 61 persen," ucap dia.

Baca juga: 5 Tips Keuangan Prima Menghadapi Rencana PHK Perusahaan

Sebagai informasi, survei ini dilakukan terhadap 9.131 perusahaan dari 6 wilayah berbeda. Sebanyak 150 perusahaan dari Indonesia menjadi bagian dari sampel penelitian.

HSBC juga menetapkan kriteria pengambilan sampel, yaitu perusahaan dengan omzet minimal 1,75 juta dollar AS dan batas korporasi sebesar 16,5 juta dollar AS.

Responden merupakan para pengambil keputusan kunci dan mereka yang memiliki pengaruh signifikan dalam pengambilan keputusan di perusahaan.

Baca juga: Sofyan Basir Bebas, Bagaimana Nasib Proyek PLTU Riau-1?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com