Diubah Menjadi Perbankan Digital, BCA Suntik Bank Royal Rp 700 Miliar

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) telah merampungkan akuisisi PT Bank Royal Indonesia. Selanjutnya, BCA akan difokuskan untuk segmen perbankan digital. Namun, terkendala kategori bank umum kegiatan usahanya (BUKU).

Pasalnya, Bank Royal masih dalam kategori BUKU I, sedangkan untuk mengarah ke perbankan digital harus pada posisi BUKU II.

Pada Juni 2020, BCA sendiri menargetkan Bank Royal akan menjadi perbankan digital. Namun, untuk mengubah kategori tersebut tentu saja membutuhkan tambahan modal. Rencananya, BCA bakal menambah modal hingga Rp 700 miliar.

Baca juga : BCA Resmi Kuasai Bank Royal

"Kita nanti lihat kebutuhannya, jadi kalau memang butuh untuk cepat ekspansi ya kami akan tambah modal. Yang jelas kita siapkan untuk jadi BUKU 2. Karena kalau digital harus BUKU 2, jadi kita akan siapkan untuk jadi bank BUKU 2. Tambahan modalnya sekitar Rp 700-an miliar lah," ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja ditemui di Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Untuk naik kelas ke BUKU II, menurutnya, dibutuhkan modal inti senilai Rp 1 triliun. Sementara per September 2019, modal inti Bank Royal tercatat senilai Rp 319,71 miliar. Penyuntikan modal ini nantinya akan dilakukan secara langsung.

"Kemarin kan (modal) intinya Rp 300 miliar harus menjadi Rp 1 triliun. Untuk itu kami harus tetap inject jadi Rp 1 triliun modal dasarnya," katanya.

Pada 31 Oktober 2019, BCA secara resmi telah mengakuisisi Bank Royal yang ditandai dengan penandatangan antar kedua belah pihak. Akta jual beli tersebut, BCA resmi memiliki 99,99 persen saham Bank Royal. Sementara sisanya sebesar 0,01 persen dikuasai oleh PT BCA Finance.

Hadir dalam acara penandatanganan akta jual beli saham Bank Royal, diantaranya Direktur BCA Subur Tan, Direktur BCA Vera Eve Lim dan Direktur Utama Bank Royal Bank Louis Halilintar Sjahlim.