Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS-China Kembali Berseteru Karena Pemilihan Lokasi Pertemuan

Kompas.com - 07/11/2019, 05:47 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA,KOMPAS.com - Presiden Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping kembali berseteru karena rencana lokasi pertemuan yang tidak kunjung disepakati.

Adapun, yang menyulut masalah terkait lokasi pertemuan yakni berkaitan dengan persyaratan lokasi pertemuan yang ditetapkan oleh kedua negara.

Melansir CNBC Kamis (7/11/2019), kemungkinan besar pertemuan ini akan ditunda sampai dengan Desember 2019 di mana keduanya perlu waktu untuk menyepakati terkait pengajuan persyaratan tempat baru untuk pertemuan.

Seorang pejabat administrasi senior AS, mengatakan bahwa Gedung Putih masih berupaya mencapai kesepakatan dengan Beijing.

Pada 16 November 2019 lalu pertemuan dibatalkan karena kondisi tidak kondusif di Chili, namun kedua negara masih membuka kemungkinan untuk negosiasi.

"Urutan pertama adalah menyelesaikan negosiasi," kata pejabat ini.

Baca juga : Jika Perang Dagang Memburuk, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Bisa di Bawah 3 Persen

Ia mencatat bahwa tempat yang potensial hanyalah salah satu elemen yang dibahas AS dan China. Beberapa kawasan potensial lainnya untuk pertemuan kedua negara ini adalah Swedia dan Swiss. Namun dua kawasan itu masih dipertimbangkan.

Trump telah menyarankan Swiss sebagai lokasi pertemuan yang memungkinkan untuk penandatanganan perjanjian sejak Februari tahun ini. Dia menyatakan bahwa tidak ada tempat yang lebih netral dari Swiss.

Kawasan Eropa juga dipertimbangkan menjadi wilayah yang relatif netral untuk kedua pemimpin negara ini guna melanjutkan penandatanganan negosiasi. Namun keduanya sadar akan kondisi politik dalam menandatangani kesepakatan di luar kawasan teritori AS dan China.

Trump dijadwalkan berada di London untuk pertemuan para pemimpin NATO pada 3-4 Desember 2019. Orang-orang terdekatnya mengatakan bahwa penandatanganan kesepakatan bisa saja dilangsungkan di daerah sekitar London sebelum atau setelah kunjungan Trump.

"Negosiasi terus berlanjut dan banyak kemajuan dari kedua negara dalam fase awal ini," kata Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Judd Deere.

Amerika Serikat dan China sudah berselisih terkait dengan lokasi untuk pertemuan tersebut sejak lama.

AS menyarankan untuk menjadi tuan rumah pertemuan di Iowa untuk menampilkan manfaat pertanian dari kesepakatan potensial. Tetapi Cina menyarankan Hawaii atau Alaska, dengan preferensi untuk bahwa kawasan Alaska bisa menghidupkan kembali kemitraan keduanya yang berkaitan dengan gas alam cair.

Jauh sebelum itu, pada Februari 2019 tahap awal diskusi kesepakatan, Xi menyarankan kedua pemimpin bertemu di Asia setelah KTT Trump di Vietnam.

Beberapa bulan kemudian, kedua negara membahas terkait KTT penandatanganan di salah satu resort milik Trump, Mar-a-Lago di Florida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com